REPUBLIKA.CO.ID,
UIN Malang gencar menjalin kemitraan dengan lembaga bahasa Arab internasional.
MALANG -- Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang tak henti-hentinya berinovasi mengembangankan model pembelajaran bahasa Arab. Ini ditempuh lewat berbagai kemitraan yang dijalin dengan beragam intitusi.
Di antaranya, Arabic for All Saudi Arabia, melalui program spektakuternya pengembangan SDM pengajar bahasa Arab. Selain itu, UIN Maliki bekerja sama pula dengan Laepziq University, Jerman, dalam pengembangan metode pembelajaran bahasa Arab modern.
Teranyar, ungkap Ketua Pusat Kerjasama Luar Negeri UIN Maliki Bakhruddin Fannani MA, pihaknya menjalin kemitraan dengan King Abdullah bin Abdul Aziz International Center untuk pengembangan bahasa Arab dari Riyadh.
Lembaga resmi yang didirikan Kerajaan Arab Saudi di bawah naungan Kementerian Pendidikan Tingginya tiga tahun yang lalu, dengan tujuan pengembangan bahasa Arab. “Bukan hanya sebagai bahasa agama,” papar dia.
Bakhruddin mengatakan, lembaga ini pun mendapat respons positif dari para pakar bahasa Arab. Sebab, misi mulianya menempatkan bahasa Arab berkelas internasional. Ajang bertingkat internasonal pun digelar.
Pada 2013, lembaga ini sukses menghelat dua kegiatan internasional, yaitu koordinasi internasional pengembangan bahasa Arab. Perhelatan yang berlangsung pada Mei tersebut menghadirkan pakar bahasa Arab dari lima benua. Pada November, menyelenggarakan Bulan Bahasa Arab di Cina.
Untuk itu, ujar Bakhruddin, lembaga tersebut dirasa perlu membentuk perwakilan di Indonesia. Ini mengingat negara tersebut berpenduduk mayoritas Muslim. Atas dasar inilah, UIN Maliki menawarkan gagasan pendirian cabang itu.
Dari hasil pertemuan Dr Omar Bamahsun, narasumber dari Markaz al Malik Abdullah bersama rektor UIN Prof Dr Mudjia Rahardjo MSi, mantan rektor Prof Dr Imam Suprayogo, dan juga Direktur Pascasarjana UIN Maliki Prof Dr Muhaimin MA di kampus UIN Malang, Senin (9/12), sepakat membentuk perwakilan tersebut. Konkretnya, penandatanganan kerja sama dalam waktu dekat.
Dia berharap, perwakilan itu nantinya menjadi pusat pengembangan bahasa Arab di Asia Tenggara dan menjadi kiblat dan referensi dari segala kegiatan yang terkait dengan bahasa Arab.
Seminar internasional
Bakhruddin menjelaskan, selain berkiprah di internal UIN Maliki, pihaknya terlibat aktif pula dalam berbagai ajang seminar internasional. Seperti, perhelatan yang berlangsung pada 7-9 Mei di Riyadh, Arab Saudi.
Dalam acara yang bertemakan sentral Membangun Sinergi Negara-Negara Teluk dalam Mengembangkan Bahasa Arab di Dunia itu, UIN Maliki mendapat kehormatan sebagai salah satu dari empat peserta non-Arab.
Dari UIN Maliki, Dr Uril Bahruddin MA, Dr In'am al Haq dari Islamic University Pakistan, Prof Lou Lin dari Cina, dan Prof Dr Barbara Michalak dari Pikulska Polandia.
Selain itu, sambung Bakhruddin, UIN Malang pernah bekerja sama dengan Jerman dalam bentuk pelatihan e-learning Pembelajaran Bahasa Arab oleh Prof Dr Eckehadr Schultz (Direktur Institute of Oriental Studies, Universitas Leipzig, Jerman) di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 26-30 Agustus 2013.
Di samping pelatihan, UIN Malang menandatangi MoU dengan Prof Dr Eckehadr Schultz atas nama Orientalis Institute di Laepziq University Jerman.
Salah satu item kerja sama yang sedang direalisasikan adalah Pembelajaran buku bahasa Arab e-learning al 'Arabiyah al Mu'ashirah, yang dimulai dengan penerjemahan buku tersebut ke dalam bahasa Indonesia.