Sabtu 04 Jan 2014 18:07 WIB

Mendikbud Bantah Tuduhan Intervensi Konvensi Rakyat

Rep: Syahruddin El-Fikri/ Red: Joko Sadewo
Mendikbud  Mohammad Nuh
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Mendikbud Mohammad Nuh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh membantah dirinya telah mengintervensi Konvensi Rakyat yang digelar di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Nuh menegaskan, dirinya tak pernah membuat surat edaran, intervensi, atau bentuk lainnya terhadap rencana Konvensi Rakyat itu.

“Tentang kegiatan politik di kampus semacam itu, saya menyerahkan ke kampus masing-masing. Ini bagian dari bentuk otonomi kampus. Kampus sudah dewasa dan matang untuk menentukan mana yang baik atau mana yang patut dilakukan, dan sebaliknya,” kata dia kepada Republika,Sabtu (4/1).

Ia mempersilakan Unair menyelenggarakan Konvensi Rakyat itu. “Jika memang konvensi rakyat mau dilakukan di Unair, ya silakan. Mereka yang bisa memutuskan,” tambahnya.

Nuh menambahkan, konvensi itu baik sebagai bahan pertimbangan dari proses pendidikan politik. Ia berharap, konvensi itu dilakukan dengan baik dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua kandidat capres melalui konvensi itu.

Sebelumnya, debat bakal calon presiden (capres) yang akan digelar melalui Konvensi Rakyat dipindahkan dari Unair ke sebuah hotel di Surabaya. Panitia Komite Capres Konvensi Rakyat, Rommi Fibri mengatakan, pemindahan itu dilakukan karena Mendikbud Mohammad Nuh melarang Unair dan Universitas Sumatra Utara (USU) Medan sebagai tempat penyelenggaraan debat publik konvensi itu.

Bahkan, salah seorang bakal calon peserta dalam konvensi ini, Prof Sofjan Siregar turut menyesalkan soal tudingan adanya intervensi itu. "Cara seperti ini betul betul mencoreng demokrasi di era SBY yang berorientasi keadaban akibat inkonsistensi Mendikbud-nya dan hal ini juga memberikan gambaran seakan akan demokrasi mau diinjak-injak," ujar Prof Dr Sofjan Siregar, bakal calon presiden Konvensi Rakyat, sebagaimana dikutip dari Antara, Jumat (3/1).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement