REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 40 orang relawan dari Akademi Keperawatan (Akper) Jayakarta dikerahkan untuk membantu penanganan korban banjir di Kebon Pala, Jakarta Timur, Ahad.
Dari puluhan relawan tersebut, 15 orang di antaranya membantu penanganan terapi anak bermain (TAB) di posko pengungsian Sudin Kesehatan Jakarta Timur.
Kemudian 15 orang lainnya ditempatkan di posko pengungsian Gereja Koinonia untuk penanganan TAB. Sementara 10 orang bertugas melakukan pemeriksaan kesehatan dan membagikan obat-obatan yang bekerja sama dengan para dokter.
Menurut penanggung jawab TAB di Sudin Kesehatan Jakarta Timur, Vina Fatika, terapi anak bermain sangat penting bagi anak-anak yang menjadi korban banjir. Hal ini untuk menyembuhkan mereka dari trauma yang mereka rasakan akibat banjir.
"Biar anak nggak stres akibat banjir. Umur mereka kan masih umur bermain, dimana saja perlu bermain untuk mendukung tumbuh kembang mereka," kata Vina.
Selain itu, TAB ini juga untuk menghindarkan anak-anak bermain ke jalan raya mengingat posko pengungsian tersebut terletak di pinggir jalan raya.
Dari pantauan Antara, puluhan anak tampak antusias mengikuti terapi bermain yang dipimpin oleh seorang relawan.
"Hello, hai, mana suaranya?" kata salah seorang relawan, yang diikuti riuh suara anak-anak.
Sebanyak 970 orang mengungsi di Gedung Sudin Kesehatan Jakarta Timur. Mereka tampak memenuhi ruangan atas dan bawah gedung tersebut.
"Di sini ada 970 orang, mereka warga sekitar Kampung Melayu," kata Koordinator Pengungsi dan Logistik Sudinkes Jakarta Timur, Eddy Patinama.
Sementara sebanyak 1.150 pengungsi lainnya berada di Gereja Koinonia, Kebon Pala, Jakarta Timur, yang lokasinya bersebelahan dengan Gedung Sudinkes.
Para pengungsi yang berasal dari bantaran Kampung Melayu, Kebon Pala, bantaran Ciliwung dan Tongtek, Jatinegara tersebut telah berada di pengungsian selama sepekan terakhir akibat banjir yang melanda Jakarta.