Sabtu 25 Jan 2014 15:59 WIB

STMIK Amikom Wisuda 279 Lulusan

Rep: nuraini/ Red: Taufik Rachman
STMIK Amikom
Foto: amikom
STMIK Amikom

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Sekolah Tinggi Manajemen Informasi dan Komputer (STMIK) Amikom Yogyakarta mewisuda 279 lulusan dalam wisuda periode 49, Sabtu (25/1). Dari jumlah lulusan tersebut, sebanyak 63 orang dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude dan empat orang diantaranya menjadi lulusan terbaik.

Lulusan tersebut terdiri dari 12 orang dari jenjang D3 Teknik Informatika dan 21 orang dari D3 Manajemen Informatika. Untuk jenjang S1, STMIK Amikom meluluskan 105 orang dari jurusan Teknik Informatika dan 123 orang dari Sistem Informasi. Sementara, 18 orang dinyatakan lulus dari jenjang Magister Teknik Informatika.

Hingga saat ini, STMIK Amikom telah mewisuda 14.258 lulusan. Dalam wisuda periode 49, I Dewa Bagas Suryajaya mendapat predikat wisudawan terbaik dari yang terbaik (best of the best) dengan nilai indeks prestasi kumulatif 3,94.

Ketua STMIK Amikom Yogyakarta, Mohammad Suyanto mengatakan perusahaan membutuhkan sumber daya yang berkualitas untuk unggul dalam persaingan. Sementara, kendala terbesar yang dihadapi perusahaan adalah terbatasnya sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat bersaing di era globalisasi.

"Sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya manusia yang mampu memicu keunggulan bersaing, mempunyai produktivitas tinggi, kualitas kehidupan kerja yang tinggi, luwes, dan taat hukum," ungkapnya, dalam acara wisuda di Yogyakarta, Sabtu.

Wisuda dinilai bukan penanda selesainya kegiatan belajar. Wisudawan diminta untuk terus mengembangkan diri. "Belajar yang harus terus menerus kita lakukan meliputi tiga hal yaitu pencerdasan intelektualitas, emosionalitas, dan spiritualitas," ungkap Ketua Yayasan STMIK Amikom Yogyakarta, Audith M.Turmudhi.

Intelektualitas yang terus menerus secara baik dinilai akan menghasilkan daya pemahaman, analisis, dan kreativitas. Di sisi lain, emosionalitas yang terasah akan menghasilkan kemampuan mengelola diri dalam berinteraksi dengan orang lain. Sementara, spiritualitas yang terasah dinilai akan menghasilkan karakter kepribadian yang peka terhadap nilai moral luhur.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement