Kamis 13 Feb 2014 11:32 WIB

Dosen Peneliti Sering Sekadar Kejar Pangkat

Rep: Edy Setyoko/ Red: Julkifli Marbun
Sarjana. Ilustrasi
Foto: ssu-usa.org
Sarjana. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ini otokritik bagi dosen yang melakukan penelitian atau pengabdian masyarakat, hanya sekedar mengejar kenaikan pangkat. Akademi yang demikian ini, menurut Rektor UNS Solo, Prof Dr Ravik Karsidi MS, hasil apa yang dia lakukan disimpan begitu saja.

Prof Ravik mengaku sering terdengar dosen dalam melakukan penelitian, atau pengabdian masyarakat hanya untuk kenaikan pangkat. Tidak anek, kalau kegiatan itu dilakukan hanya diperuntukkan kenaikan pangkat. Hasilnya, akhirnya disimpan begitu saja.

''Kami minta peneliti agar hasil penelitian jangan hanya disimpan saja. Syukur dipublikasikan dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat,''kata Prof Ravik di Kampus Kentingan UNS, Solo, kemarin.

Terkait dengan fenomena itu, Prof Ravik minta Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Prof Dr Darsono untuk menagih peneliti yang tahun lalu, atau sebelumnya yang memenangkan hibah kompetisi. Mereka yang sampai sekarang belum melakukan publikasi ter-indeks scopus.

Peneliti yang belum memublikasi karyanya, kata Prof Ravik, masih menjadi keprihatinan semua pihak. Jurnal yang terakreditasi scopus, sangat dibanggakan. Sampai saat ini, hasil penelitian dosen UNS boleh dibilang masih terlalu sedikit. ''Inilah yang menjadi otokritik kita semua,'' kata guru besar sosiologi pendidikan ini.

Prof Ravik juga meminta LPPM UNS Solo, agar mendata seberapa persenkah penelitian yang dihasilkan oleh peneliti UNS telah dimanfaatkan oleh dunia industri maupun dimanfaatkan masyarakat umum.

Tahun Integrasi Penelitian

Prof Ravik mencanangkan 2014 tahun integrasi penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Untuk itu, pintanya, perlu dipersiapkan pemanfaatan hasil penelitian keunggulan UNS. Ini agar menjadi nilai produktif bagi UNS sendiri.

Menurut Prof Ravik, LPPM telah menggodok konsep yang memberi ruang kepada /peer group riset/ dalam pengembangan penelitian. Dengan terbentuknya /peer group riset/ tersebut, kualitas penelitian dan publikasi jurnal nasional dan internasional semakin meningkat. Ini sekaligus meningkatkan sinergi terhadap kebutuhan masyarakat luas.

Ketua LPPM UNS Solo, Prof Dr Darsono MSi, mengatakan, secara jujur bahwa sampai saat ini pihaknya belum melakukan pendataan. Namun, ke depan pihaknya akan melakukan pendataan terhadap hasil penelitian yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat.

Prof Darsono mengungkapkan, bahwa selama tahun 2013, total peraihan dana Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) LPPM UNS berhasil mendapatkan sebesar Rp 66,9 miliar. Di antara dana berasal dari lembaga pendonor. Seperti, Dikti, SINAS Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga non pemerintah, dan sebagainya.

Dana itu berasal masing-masing dari DIPA DP2M Dikti sebesar Rp 10,8 miliar, Insentif SINAS Kementerian Riset dan Teknologi sebesar Rp 3,5 miliar, Balitbang Pertanian RI sebesar Rp 154 juta, DIPA BOPTN UNS sebesar Rp 24,4 miliar, DIPA PNBP/BLU UNS sebesar Rp 1,5 miliar, kerjasama lain dengan Lembaga Pemerintah maupun non pemerintah sebesar Rp 22,2 miliar.

Migrasi

Proses penyelenggaraan P2M yang dikoordinasi LPPM UNS pada tahun 2014 ke depan mengalami masa migrasi menuju tata kelola yang lebih baik dan kualitas pelaksanaan P2M yang selalu berkontribusi pada pengembangan ilmu dan kesejahteraan masyarakat yang bermuara kepada pencapaian indikator kinerja lembaga dan kinerja individual dalam P2M.

Secara aplikatif, P2M yang dilakukan tahun 2014 kedepan dituntut untuk berbasis Research Group (RG). RG merupakan habitat bagi peneliti dengan minat yang saling melengkapi untuk mencapai main goal berdasarkan roadmap/penelitian. Keanggotaan RG terdiri dari ketua dan sejumlah dosen.

Dosen, baik dalam satu fakultas maupun antar fakultas di lingkungan UNS atau pusat studi di LPPM UNS dan dapat dibantu mahasiswa S1, S2 dan S3. Setiap dosen atau peneliti dapat tergabung maksimal dalam dua RG.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement