Senin 24 Feb 2014 13:39 WIB

Ulama Thailand Kunjungi As-Syafi'iyah

Red: Damanhuri Zuhri
Tutty Alawiyah
Foto: Republika/Agung Supri
Tutty Alawiyah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Hannan Putra

JATIWARINGIN -- Universitas Islam As-Syafi'iyah (UIA) mendapat kunjungan studi banding dari para ulama Narathiwat, Thailand, Sabtu (15/2).

Para ulama tersebut ingin menimba ilmu tentang sistem pembelajaran dan manajemen sekolah Islam dari UIA. Selanjutnya, ilmu tersebut mereka bawa untuk diterapkan di Thailand.

Presiden Islamic Council of Narathiwat Thailand, H Syafii bin H Ibrahim, mengatakan, Indonesia sudah sedari dulu menjadi tempat belajar para pelajar Thailand. Para ulama di Indonesia juga dikenal sebagai guru bagi ulama-ulama di Thailand.

"Orang Thailand sudah membuat hubungan dengan Indonesia ini berpuluh-puluh tahun. Sebagian pelajar Thailand berguru kepada Datuk Karim Banjar (ulama Banjarmasin)," tutur Syafii.

Untuk itulah, Narathiwat memasukkan Indonesia sebagai salah satu tujuan studi banding mereka. Syafii mengatakan, anggota studi banding merupakan para ulama yang tergabung dalam Narathiwat. "Ada tuan guru, tuan imam, kiai. Semuanya 60 orang," ujarnya.

Di antara program-program yang dinilai luar biasa oleh ulama Narathiwat di As-Syafi'iyah adalah lomba ketahanan membaca Alquran. Lomba tersebut melibatkan sekitar 200 orang pelajar.

Mereka diperlombakan siapa yang bisa membaca Alquran sebanyak-banyaknya dalam satu malam. "Siapa yang terbaik biasanya ada 20 orang. Biasanya di atas 15 juz sudah bisa," tuturnya.

Di samping itu, ada juga program khatam Alquran semalam suntuk. Biasanya dilangsungkan setiap malam Jumat. Para siswa dibagi menjadi 30 kelompok. Setiap kelompok bertugas untuk mengkhatamkan satu juz. Jadi, tak kurang dari satu hingga dua jam, Alquran 30 juz pun dikhatamkan

Rektor UIA Prof Dr Tutty Alawiyah SA mengatakan, pihaknya siap menerima pelajar Thailand yang ingin belajar di tempatnya. Bahkan, para yatim dan dhuafa pun ia persilakan masuk di lembaganya dan mendapat biaya gratis hingga ke perguruan tinggi.

"Kalau ada anak Thailand yang ingin bergabung di sini, saya persilakan. Tadi saya tawarkan 25 orang. Insya Allah, kita didik di sini sampai universitas," tutur Tutty.

Tutty melanjutkan, UIA telah menampung anak-anak yatim dan dhuafa dari seluruh Indonesia. Rata-rata, ungkap Tutty, anak-anak tersebut adalah korban konflik.

Tutty mengisahkan, lembaga pendidikan yang dijalaninya awal mula dirintis oleh KH Abdullah Syafi'ie. Universitas Islam As-Syafi'iyah adalah perkembangan dari Akademi Pendidikan Islam (AKPI) As-Syafi'iyah yang didirikan pada 14 November 1965 dan pada 12 Maret 1969 AKPI tersebut ditingkatkan menjadi universitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement