REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sedikitnya, empat unit mobil listrik buatan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya akan diujicobakan dalam tour de Java sepanjang 800 km. Salah satu mobil paling menonjol dalam ui coba nanti yakni Lowo Ireng, sebuah mobil sporty, mirip mobil tokoh hero Batman.
Menurut Ketua Tim Mobil Listrik Nasional (Molina), Nur Yuniarto, jicoba mulai dilakukan pada Jumat (2/5) hingga Selasa (6/5) mendatang. Berangkat dari Jakarta dan berakhir di Surabaya. Adapun rutenya mulai dari Jakarta – Bandung – Tasikmalaya – Purwokerto – Yogyakarta – Madiun – Surabaya. Tim sedianya akan disambut oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini di Tugu Pahlawan Surabaya.
Nur yang juga dosen Teknis Mesin ITS ini menambahkan, selain mobil listrik, ITS juga berhasil mengembangkan kembali mobil bertenaga surya, Sapu Angin Surya. Mobil yang pernah mengikuti kejuaraan tingkat internasional di Australia ini nantinya juga turut mengiringi perjalanan Tour de Java bersama kedua Molina tersebut. Bahkan, sebagai bentuk dukungan, salah satu panitia dari World Solar Challenge 2015, Steve, juga ikut bersama tim dari ITS dalam tur ini.
Diakui Nur, beberapa kendala dalam melaksanakan Tour de Java ini. Kendala utamanya adalah proses charging pada mobil. Sekali charge, kedua mobil listrik ini mampu berjalan hingga 100 km. Menurutnya, waktu perjalanan bisa menjadi lebih lama karena adanya proses charging ini. “Proses charging mobil ini paling cepat adalah tiga jam sehingga memakan waktu yang lama,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima ROL, Ahad (27/4).
Tour de Java kali ini pun turut dimeriahkan oleh hadirnya mobil Lowo Ireng. Mobil baru yang menggunakan komponen mesin IQUTECHE (biasanya digunakan dalam mobil hemat energi Sapu Angin, red) ini juga mengikuti tur dengan tiga mobil hemat energi tersebut.
Perbedaan mobil Lowo Ireng dengan ketiga mobil tersebut adalah Lowo Ireng masih memakai bahan bakar bensin. Namun, Nur menambahkan bahwa Lowo Ireng ini memiliki inovasi mesin yang jauh lebih rumit jika dibandingkan dengan ketiga mobil hemat energi tersebut. “Lowo Ireng ini menggunakan mesin V6 dan menjadi sangat rumit karena peletakan mesinnya ada di belakang bagian mobil,” jelasnya.
Nur berharap nantinya keempat mobil rancangan ITS ini dapat menjadi teknologi yang bisa terus dikembangkan. “Semoga kedua Molina yang memiliki warna bendera Indonesia ini nantinya dapat memajukan teknologi otomotif Indonesia yang hemat energi,” tuturnya.