REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Mendengar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2014, bisa diikuti oleh siswa berkebutuhan khusus (Disable). Didin Multadi (23 tahun) senang bukan kepalang. Didin sendiri adalah penyandang Tuna netra sejak Sekolah Dasar (SD).
Walaupun hanya kegelapan yang ia bisa lihat, tapi semangat untuk terus belajar sangat tinggi. Bahkan pria asal Ujung Berung tersebut berencana meneruskan jenjang pendidikannya hingga strata dua (S2). Dengan adanya SBMPTN sangat membantu orang seperti saya untuk menuntut ilmu,” ujar didin, Ahad (25/5), saat ditemui dikediamannya.
Menurut Didin pemerataan pendidikan harus dari segala aspek. kata Didin tidak hanya dilihat dari segi ekonomi semata, harus mencangkup semuanya. Antara orang miskin dengan orang kaya, antara orang normal juga yang berkebutuhan khusus, harus merata.
Selain itu Didin juga berharap pemerintah lebih memperhatikan lagi, nasib pendidikan siswa yang senasib dengan dirinya. Salah satunya menyediakan beasiswa ke Perguruan Tinggi (PT) bagi kaum disable. Sebab potensi Sumber Daya Manusia (SDM) mereka juga sangat berpotensi. “Bahkan tidak jarang siswa disable lebih bermutu ketimbang siswa normal yang malas belajar,” tegas Didin.
Sementara itu Asep Gana Suganda sekretaris Eksekutif 1 Panlok Bandung membenarkan, SBMPTN bisa diikuti oleh siswa disable. Namun, mereka yang sudah mendaftar online, diharuskan melapor ke Sekretariat Panitia Lokal Bandung.
Saat melaporkan keikutsertaannya, kata Asep mereka harus membawa pasfoto 4x6 cm sebanyak 1 (satu) lembar. Selain itu juga mereka bisa membawa pendamping yang akan mendampingi pada saat pelaksanaan ujian tulis. Asep mengatakan jika ada isu siswa berkebutuhan khusus tidak bisa ikut SBMPTN, itu tidak benar. “Hanya saja untuk beberapa jurusan memang ada persayaratan tertentu," kata Asep.