Selasa 17 Jun 2014 10:54 WIB

Mendikbud Minta Buka Posko Penanganan Mahasiswa Miskin

Red: Nidia Zuraya
Calon mahasiswa perguruan tinggi (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Calon mahasiswa perguruan tinggi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh meminta pihak Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk membuka posko penanganan calon mahasiswa miskin. "Kami minta agar PTN membuka posko khusus. Tujuannya untuk menangani persoalan biaya anak-anak yang lulus SNMPTN atau SBMPTN, namun secara ekonomi kurang mampu," ujar Mendikbud saat melakukan sidak Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta, Selasa (17/6).

Mendikbud mengatakan pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mempunyai kebijakan yang ramah sosial. "Tahun ini, beasiswa Bidikmisi naik dari 50.000 menjadi 61.000," jelas dia.

Selain itu, pihaknya juga sudah meminta kepada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk menyiapkan skema demi membantu calon mahasiswa yang secara ekonomi lemah. "Para dosen bisa membantu dengan mengangkatnya sebagai anak asuh," tambah dia.

Kemudian, PTN juga bisa melalui skema Bidikmisi dan keringanan uang kuliah. Dalam penerapan Uang Kuliah Tunggal (UKT), biaya kuliah untuk kelompok satu maksimal Rp 500 ribu dan kelompok dua maksimal Rp 1 juta.

Jumlah peserta SBMPTN pada tahun 2014 meningkat dari sebelumnya 558.789 pada 2013 menjadi 664.509 pada 2014. Terdiri dari kelompok ujian saintek sebanyak 240.278 peserta, kelompok ujian soshum sebanyak 258.035 peserta, dan kelompok ujian campuran sebanyak 166.196 peserta. Sementara daya tampung SBMPTN adalah 103.346 mahasiswa.

Berbeda dengan tahun lalu, ujian SBMPTN 2014 hanya dilakukan selama satu hari. Ujian keterampilan disesuaikan dengan PTN setempat. Sebanyak 63 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ikut dalam SBMPTN yang terdiri dari 54 PTN dibawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan 9 PTN dibawah Kementerian Agama. Program studi yang diminati adalah Teknik Informatika dan Manajemen.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الشَّيْطٰنُ لَمَّا قُضِيَ الْاَمْرُ اِنَّ اللّٰهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُّكُمْ فَاَخْلَفْتُكُمْۗ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِّنْ سُلْطٰنٍ اِلَّآ اَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِيْ ۚفَلَا تَلُوْمُوْنِيْ وَلُوْمُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ مَآ اَنَا۠ بِمُصْرِخِكُمْ وَمَآ اَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّۗ اِنِّيْ كَفَرْتُ بِمَآ اَشْرَكْتُمُوْنِ مِنْ قَبْلُ ۗاِنَّ الظّٰلِمِيْنَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.” Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih.

(QS. Ibrahim ayat 22)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement