REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah VIII Padang, Sumatera Barat dan Universitas Andalas (Unand) Padang menjalin kerja sama dalam menerapkan penggunaan uang elektronik (e-money) untuk mahasiswa. "E-money ini merupakan bagian dari sistem alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) yang kami sosialisasikan kepada mahasiswa Unand," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah VIII, Mahdi Mahmudy di Padang, Kamis (3/7).
Ia menjelaskan dalam penerapan uang elektronik di kalangan mahasiswa di Unand, kartu e-money akan menjadi alat transaksi sehingga ketika mahasiswa membeli sesuatu tak perlu membayarnya dengan uang tunai namun hanya dengan menggesekkan kartu tersebut.
Mahdi mengatakan penerapan kartu e-money di kalangan mahasiswa Unand tersebut resminya akan dilaksanakan awal September 2014. Saat ini berbagai langkah awal sudah disiapkan BI. "Kami sudah menyiapkan perangkat pendukung bagi kartu e-money tersebut, baik yang ada di warung atau kantin maupun untuk transaksi lainnya," kata Mahdi.
Ia menambahkan selain sebagai alat transaksi, kartu tersebut nantinya juga bisa sebagai alat penyimpanan uang, artinya pengguna bisa menambah saldo dalam kartu itu jika sudah habis dan bisa menyimpan uang. "Saldo dalam kartu itu akan berkurang ketika transaksi dilakukan, namun itu pemilik bisa kembali menambah jumlah saldonya," katanya.
Mahdi mengatakan, pihaknya menggandeng Unand dalam penerapan APMK tersebut sebagai langkah awal dalam sosialisasi penggunaan kartu tersebut. Ke depan BI bertekad akan menggandeng seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di Sumbar.
"Penggunaan APMK gratis dan memudahkan pihak kampus dalam melakukan transaksi, karena e-money juga bisa diterpakan untuk layanan transfer dana atar jaringan pembayaran domestik," katanya. Ia mengimbau masyarakat agar meningkatkan transaksi pembayaran menggunakan APMK, seperti kartu ATM, kartu kredit atau e-money lainya.