REPUBLIKA.CO.ID,yogyakarta--Tim mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta membuat tas laptop bermotif unsur periodik dari bahan limbah batok kelapa muda.
"Pembuatan tas laptop dengan nama Cocos Lepita itu merupakan usaha alternatif guna membantu pemerintah dalam mengatasi limbah batok kelapa muda," kata koordinator tim Dina Chaerunnisa di Yogyakarta, Ahad.
Menurut dia, pembuatan tas laptop itu juga memberi nilai tambah baik dari segi ekonomi, seni kerajinan maupun pengetahuan bagi pelajar atau mahasiswa yang bisa digunakan sebagai media untuk menghapal unsur-unsur periodik.
"Tas laptop merupakan barang wajib bagi pengguna laptop untuk melindungi barang berharga tersebut dari goresan atau benturan," katanya.
Ia megatakan penggunaan laptop di kalangan pelajar dan mahasiswa bisa dikatakan merupakan suatu kewajiban, yang digunakan untuk mengerjakan tugas atau sekadar "chatting" di tempat-tempat "tongkrongan".
"Pada umumnya tas laptop hanya berupa tas biasa dari bahan kain yang bermotif batik, kartun atau polos," katanya.
Atas dasar itu, kata dia, tim membuat sesuatu yang baru dengan memanfaatkan limbah batok kelapa muda sebagai bahan baku pembuatan tas laptop bermotif unsur periodik.
"Kami membuat produk Cocos Lepita tiu dengan dengan dua ukuran, yakni 12 inci dan 14 inci. Tas berukuran 12 inci kami jual dengan harga Rp100 ribu per buah dan yang berukuran 14 inci dijual Rp125 ribu per buah," katanya.
Anggota tim mahasiswa Program Studi Pendidikan IPA Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu antara lain Husnatun Nihayah, Dian Larasati, Milatus Sa'diyyah, dan Cinthya Indrastyawati.