Selasa 19 Aug 2014 18:23 WIB

Pimnas Dorong Minat Mahasiswa Buat Karya Ilmiah

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Djibril Muhammad
Acara penanaman pohon dalam kegiatan workhop penulisan karya ilmiah bernuansa 'go green' yang diberikan LIPI.
Foto: Foto-foto: Muhibuddin
Acara penanaman pohon dalam kegiatan workhop penulisan karya ilmiah bernuansa 'go green' yang diberikan LIPI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Dirjen Dikti Agus Subekti mengatakan, Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) merupakan kegiatan puncak di bidang perwujudan kreativitas mahasiswa dan penalaran ilmiah yang terjadwal secara bertahap, berjenjang, dan berkelanjutan.

Kegiatan semacam ini mampu memupuk minat para mahasiswa untuk membuat karya-karya ilmiah yang dapat mengangkat citra perguruan tinggi maupun daerahnya.

Pada Pimnas kali ini, ujar Agus, mengundang para mahasiswa yang proposalnya lolos seleksi melalui  saringan. "Terdapat 44.754 judul proposal penelitian namun hanya 440 proposal penelitian yang lolos seleksi, mereka ini yang diundang ke Pimnas," ujar Agus, di Jakarta, Selasa, (19/8).

Dalam Pimnas ini, terang Agus, mahasiswa akan melakukan presentasi hasil penelitiannya dan akan dinilai tiga juri di masing-masing kelas. Merupakan suatu kehormatan bagi mahasiswa yang bisa diundang ke Pimnas.

Tujuan Pimnas, ujar Agus, meningkatkan kreativitas dan kepekaan mahasiswa dalam pengembangan Iptek, mengembangkan kemampuan komunikasi dan tata krama ilmiah mahasiswa, membudayakan iklim kompetitif yang objektif di lingkungan perguruan tinggi, mengembangkan wawasan dan meningkatkan kedewasaan akademik mahasiswa. Selain itu memantapkan jati diri intelektual mahasiswa sebagai cerminan masyarakat ilmiah.

Tema Pimnas kali ini, kata Agus, 'Berkreasi dan Berinovasi dalam  Kebhinekaan,' tema yang diusung untuk memberikan apresiasi pada berbagai warna daerah, suku, budaya sebagai nilai kearifan lokal yang mewarnai karya dan kreativitas mahasiswa.

Mahasiswa sebagai aset bangsa memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan perlu digali secara dini kreativitasnya sebagai calon penerus dan pemimpin bangsa.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement