Selasa 19 Aug 2014 20:36 WIB

Universitas Trilogi Gelar Creative Preneur tanpa Narkoba

 Rektor Universitas Trilogi Prof. Dr. Asep Saefuddin
Rektor Universitas Trilogi Prof. Dr. Asep Saefuddin

JAKARTA--Universitas Trilogi  menggelar edukasi dan program pencegahan narkoba di kalangan remaja melalui  program bertajuk, ‘Creative Preneur tanpa Narkoba’. Pada perhelatan itu ditampilkan pula  Direktur Advokasi BNN, Brigjen. Dr. Victor Pudjiadi.

 

Pada acara yang dihadiri siswa SMA di Jakarta dan mahasiswa baru Universitas Trilogi tersebut Rektor Prof. Dr. Asep Saefuddin mengharapkan agar para peserta dapat mengambil pesan dari paparan materi yang akan disampaikan oleh pembicara.   

Karena menurutnya para siswa atau mahasiswa harus baik bukan dalam aspek akademis saja, tetapi harus juga bermoral. Salah satu bentuknya adalah dengan tetap berprestasi tapi tidak menjadi  pemakai atau pengedar narkoba.

“Melalui pemahaman tentang bahaya penyalahgunaan narkoba serta dilandasi dengan kekuatan moral yang kuat, generasi muda baik itu siswa atau mahasiswa akan mampu menghindari dirinya dari berbagai perbuatan yang berbahaya bagi diri, keluarga, dan bangsanya,” pesannya

 Asep menyatakan perlunya usaha untuk mengembalikan makna pendidikan. Tujuannya agar satuan pendidikan termasuk perguruan tinggi semakin kreatif dan tidak kaku. Dengan kreatifitas akan menghasilkan generasi yang berdaya guna maksimal serta tidak mudah terperangkap dengan berbagai hal negatif.

Narkoba menjadi perhatian khusus kampus ini, karena Berdasarkan hasil survei BNN – UI beberapa tahun lalu menyatakan prevalensi penyalahgunaan narkoba sudah mencapai angka lebih dari 3 juta jiwa. Sementara itu besarnya cost yang dikeluarkan akibat penyalahgunaan narkoba ini semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Bahkan sudah tembus ke angka Rp 50 triliun . Ini semua  belum diakumulasi dengan dampak yang timbul dari penyalahgunaan narkoba dari aspek  psikologis, sosial, sampai pada kasus kehilangan nyawa.

Victor menekankan perlu adanya ‘campur tangan’ agama untuk menyelesaikan kasus narkoba ini. Karena menurutnya agama manapun tidak ada yang membenarkan melakukan penyalahgunaan pemakaian narkoba.  Ia menyebut Narkoba dengan kepanjangan Negara Akan Runtuh Kalau Orang Buta Agama.

Vitor juga mengajak peserta untuk mengubah pola pikirnya terhadap para mereka yang sudah ‘terperangkap’ dengan narkoba. Jalan utama yang harus dilakukan adalah melalui pendekatan yang tidak berdasarkan kebencian.

Landasan ini jugalah yang menyebabkan BNN saat ini lebih fokus melakukan rehabilitasi kepaca pencadu narkoba. Bukan memenjarakannya“Untuk melakukan pencegahan narkoba, bukan dengan rasa kebencian. Tapi karena rasa kasih sayang,”tegasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement