REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Untuk menyosialisasikan program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di kalangan masyarakat, maka Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan berbagai kampus dan universitas. BI kini menggandeng Universitas Airlangga (Unair), Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
Deputi Kepala Perwakilan BI Wilayah IV, Hamid P Wibowo mengatakan, saat ini transaksi uang tunai maupun transaksi uang non tunai (elektronik) terus berjalan bersama. Namun disatu sisi, pihaknya ingin mengurangi transaksi uang tunai dan menambah peredaran uang elektronik. “Ini karena transaksi uang tunai rawan disalahgunakan untuk uang palsu dan tidak efisien pengelolaannya,” ujarnya saat konferensi pers mengenai Program GNNT di Kampus C Unair, Kamis (21/8).
Untuk itu, BI secara bertahap ingin mengurangi penggunaan uang tunai untuk pemegangnya dengan menyosialisasikan penggunaan uang elektronik. Penggunaan uang elektronik dewasa ini diakuinya sudah mulai marak digunakan di Indonesia.
Dia menyebutkan transaksi non tunai secara nasional, baik itu kliring, RTGS, uang elektronik,kartu kredit, hingga kartu debet pada triwulan II 2014 sebesar Rp 24.748 triliun. Jumlah ini meningkat 1,13 persen dibandingkan triwulan I 2014 yang sebesar Rp 24.472 triliun.
Peningkatan transaksi non tunai tersebut, kata dia, terjadi pada transaksi kliring, RTGS, uang elektronik, kartu kredit, kartu ATM, dan kartu debet dengan terbesar pada kartu kredit (11,95 persen), uang elektronik (11,23 persen), dan kartu ATM atau debet (7,29 persen).
Dia menyebutkan, keunggulan dari penggunaan uang elektronik adalah transaksi yang lebih teratur, pedagang tidak repot dengan uang kembalian, dan mengurangi biaya percetakan uang. Selain itu dengan adanya uang elektronik membuat terciptanya kemudahan pengelolaan.
Dia menjelaskan, nilai uang ini akan diwujudkan dalam bentuk kartu dengan nilai maksimal Rp 1 juta dan tidak dikenakan potongan administrasi. Karena itu, pihaknya kini terus mengkampanyekan penggunaan uang elektronik ini melalui program GNNT dengan bekerja sama dengan kampus, termasuk Unair untuk menyosialisasikan GNNT. “Mahasiswa kan punya tingkat pendidikan lebih tinggi dan bisa menjelaskan uang elektronik ini ke masyarakat,” katanya.