REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa asing Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) angkatan 2014/2015 mulai berdatangan. Setelah dua pekan lalu 13 mahasiswa asal Thailand telah memulai orientasi belajar pra-perkuliahan, awal pekan ini 24 mahasiswa asing dari sebelas negara hadir di kampus ini.
Selama lima hari, dimulai dengan seremoni penyambutan, Senin (1/9), 24 mahasiswa itu akan mengikuti orientasi budaya dan pengenalan akademik yang dibimbing oleh unit Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) UMM. Para mahasiswa asing itu berasal dari Amerika, Brazil, Cina, Korea Selatan, Latvia, Nigeria, Polandia, Ukraina, Uzbekistan, Vietnam, dan juga Thailand.
Sebanyak 17 dari 24 mahasiswa tersebut merupakan peraih beasiswa Darmasiswa yang dibiayai pemerintah Indonesia, sementara tujuh lainnya menempuh jalur regular. Selepas orientasi, mereka akan bergabung dengan lebih dari 200 mahasiswa asing lainnya menjadi bagian dari civitas akademika UMM.
Dengan datangnya 24 mahasiswa asing itu, menurut asisten rektor bidang kerjasama Soeparto, maka sentuhan internasional UMM makin kentara, sebab kampus ini telah dihuni oleh mahasiswa aktif yang berasal dari lima benua, yaitu Asia, Australia, Amerika, Afrika dan Eropa. “Selain mahasiswa asing, UMM juga memiliki beberapa dosen asing yang menyebar di berbagai fakultas,” terangnya.
Pembantu Rektor III UMM Dr Diah Karmiati MPsi memaparkan, banyaknya mahasiswa asing di UMM akan memiliki dampak bagus bagi mahasiswa pribumi, karena mereka tidak hanya terbiasa dengan nuansa multikultural UMM tapi juga sentuhan global. “Bagi kami, kehadiran mahasiswa asing tidak hanya mempengaruhi iklim akademik, namun juga iklim budaya di kampus ini,” ujarnya dalam siaran persnya kepada ROL.
Diah juga berharap para mahasiswa asing ini nantinya berbaur dengan mahasiswa pribumi dari berbagai daerah. “Kalau bisa, jangan hanya belajar bahasa Indonesia, tapi juga bahasa daerah, atau setidaknya belajar budayanya. Di UMM ini lengkap, mulai dari Aceh sampai Papua ada,” tandas Diah saat seremoni penyambutan. Selepas seremoni, Diah lantas melakukan penyematan secara simbolis pada dua perwakilan mahasiswa asing yang diwakili Maria Laborde Algrin asal Amerika Serikat dan Lee Ji Ho dari Korea Selatan.
Lee mengaku, pilihannya untuk belajar di Indonesia sudah sesuai dengan rencana masa depannya di mana ia ingin menjadi seorang pebisnis yang berpangsa pasar lintas negara. “Saya memang mengincar negara yang berpopulasi terbesar di dunia. Semula saya mempertimbangkan Cina, India, dan Amerika, tapi pilihan saya jatuh pada Indonesia karena negara ini bisa menjadi pasar yang bagus,” terangnya.
Sementara pilihan pada UMM, kata Lee, hal itu lantaran rekomendasi temannya yang sebelumnya juga kuliah di sini. “Dia bilang belajar di UMM itu enak, karena tempatnya bagus, suasananya sejuk, orang-orangnya juga mudah akrab.”