REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Memasuki tahun perkuliahan, hampir semua kampus mulai disibukkan dengan kegiatan orientasi untuk mahasiswa baru atau yang kerap disebut ospek. Kegiatan ospek ini seperti menjadi sesuatu kelaziman untuk masuk ke jenjang baru di setiap lembaga pendidikan.
Namun, ospek ini justru terkadang diartikan lain bagi sebagian pihak sebagai ajang senioritas antara mahasiswa lama dengan yang baru. Tak pelak, tak jarang terdapat unsur kekerasan di dalamnya.
Namun, ospek semacam itu nampaknya juga yang ingin ditinggalkan salah satu instansi pendidikan di kota Bandung yakni Politeknik Padjajaran. Kampus ini sudah mulai meninggalkan budaya ospek dalam beberapa tahun terakhir.
Seperti halnya pada penerimaan mahasiswa baru tahun ini, ikatan senat mahasiswa kampus tersebut kembali meniadakan kegiatan ospeknya. Kampus ini lebih memilih mengajak mahasiswa barunya tur wisata ke museum bersejarah di kota Bandung, termasuk diantaranya Balai Kota Bandung.
Ketua Senat Mahasiswa Politeknik Padjajaran, Ayup Muslimin Sobri mengungkapkan kegiatan ini bernama 'Bandung Walking Tour'. Kegiatan tersebut merupakan program pengenalan kota Bandung bagi mahasiswa baru terutama mahasiswa yang berasal dari luar kota Bandung.
Bandung Walking Tour ini terdiri dari dua rute yang berawal dari kampus dan berakhir di Balai Kota Bandung. Selama perjalanan dari kampus menuju Balai Kota tersebut mahasiswa baru akan diperkenalkan museum dan monumen yang ada di kota Bandung.
Rute tur antara lain Kampus-Monumen Dipatiukur-Simpang Dago-Bandung Indah Plaza (BIP)- Museun KA- Jalan Braga-Balai Kota. Rute lainnya yaitu Kampus-Museum Geologi-Gedung Sate-Gramedia-Jalan Asia Afrika-Balai Kota.
"Tujuannya memperkenalkan museum-museum bersejarah di Bandung, seperti Balai kota ini juga," kata Ayup kepada Republika, Rabu (3/9).