REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pihak Perguruan Tinggi dinilai perlu mengambil sikap tegas terhadap pelaku kekerasan, dalam hal ini para senior, terhadap mahasiswa baru. Hal ini terkait dengan kekerasan dalam masa orientasi mahasiswa atau kerap dikenal ospek di Fakultas Teknik Universitas Lampung (Unila).
Sekretaris Jendral Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti. Menurut Retno, jika kampus tidak mengambil sikap tegas, berarti pihak Perguruan Tinggi melakukan pembiaran terhadap kekerasan di dalam kampus.
"Kalau tidak tegas, berarti pihak Kampus setuju terhadap kekerasan," ujar Retno kepada Republika, Jumat (12/9).
Menurut dia, kekerasan dalam bentuk penyiksaan fisik merupakan pelanggaran hukum. Setiap pelanggaran hukum, kata dia, memiliki konsekuensi hukum. Ia menyarankan agar kejadian seperti itu dilaporkan kepada pihak yang berwajib. "Jika terbukti, keluarkan dari kampus," ujar dia tegas.
Sebelumnya aksi kekerasan dalam ospek di Fakultas Teknik Universitas Lampung (Unila) tersebar di media sosial Youtube. Dalam rekaman video itu, mahasiswa baru diteriaki dan diperintahkan tidur tengkurap di lapangan saat siang hari yang terik.
Sedangkan para senior terlihat membuka baju dan menutup kepalanya dengan bajunya serta bercelana pendek. Di antara para senior ini juga terlihat membawa batangan kayu yang ditunjuk-tunjuk untuk menggertak mahasiswa baru.