REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Sejumlah mahasiswa dan dosen Jurusan Teknik Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan perahu evakuasi berbahan plastik.
"Desain plastik rescue boat dengan sarat rendah ini sangat cocok untuk proses evakuasi korban banjir," tutur dosen penggagas perahu inovatif itu, Ir Wasis Dwi Aryawan MSc PhD, Selasa (28/10).
Dalam pembuatannya, ITS bekerja sama dengan perusahaan swasta CV Pionir Mandiri Jaya yang telah mengembangkan prototipe rescue boat berbahan plastik.
Perahu ini memiliki ukuran panjang 2,3 meter, lebar 1,5 meter, tinggi 0,8 meter, dan sarat 0,25 meter. Perahu ini memiliki kapasitas angkut delapan orang.
Prototipe tersebut telah diuji stabilitasnya di Laboratorium Hidrodinamika Jurusan Teknik Perkapalan FTK ITS. "Perahu itu akan tetap dapat digunakan tanpa khawatir mengalami kandas," katanya.
Selain itu, prototipe ini sendiri dibuat dengan desain lambung ganda (double hull), sehingga jika terjadi benturan yang menyebabkan sobeknya lambung luar, maka rescue boat masih bisa mengapung tanpa khawatir akan tenggelam.
Untuk meningkatkan kekuatan kapal terhadap benturan, kata dosen Jurusan Teknik Perkapalan ITS tersebut, maka dilakukan pengisian busa pada lambung ganda.
"Jadi, karya tersebut sangat aman. Bahan yang ringan dan juga bentuknya seperti kotak menambah keamanan pada perahu ini," katanya.
Tidak hanya itu. karya tersebut juga lebih murah dibandingkan dengan rescue boot biasa, bahkan bisa lebih murah sampai 25 persen.
"Karya ini tepat guna bagi masyarakat. Dengan adanya perahu tersebut juga bisa membantu industri yang membuat plastik. Keuntungan lain dari adanya perahu tersebut yakni bisa didaur ulang secara terus menerus," katanya.
Hal itu, katanya, sangat berbeda jauh dengan perahu yang menggunakan bahan fiber glass, meski ringan tapi bahan tersebut hanya untuk sekali pakai.
"Yang cukup lama dari proses ini adalah membuat cetakannya. Perahu ini sendiri dibuat melalui sebuah cetakan yang sesuai dengan kebutuhan. Mulai dari panjang, lebar, dan tinggi kapal semuanya sudah ditentukan terlebih dahulu lewat pembuatan cetakannya," katanya.
Pembuatan cetakannya sendiri bisa menghabiskan waktu selama seminggu, namun untuk produksi kapal bisa sampai enam buah kapal per-hari.
"Perahu buatan ITS itu sudah dikirim ke Bojonegoro untuk persiapan menghadapi banjir dari sungai Bengawan Solo, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar," ujarnya.