Selasa 25 Nov 2014 10:29 WIB

Menag Nilai Pemindahan Nomenklatur UIN ke Dikti Belum Cocok

Rep: c 14/ Red: Indah Wulandari
 Menteri Agama Lukman hakim Saifuddin.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Menteri Agama Lukman hakim Saifuddin.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wacana pemindahan nomenklatur perguruan tinggi (PT) Islam di bawah Kementerian Agama (Kemenag) menjadi di bawah naungan Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) ditanggapi oleh Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin.

 "Saya melihat, setidaknya ada tiga persoalan yang mesti dikaji bila UIN (Universitas Islam Negeri) sampai dipindahkan pengelolaannya ke Dikti," ungkap Menag, Selasa (25/11). 

Pertama, kata Lukman Hakim, terkait pembinaan program studi (prodi) agama Islam. Dia menegaskan, perlu kejelasan pihak mana yang bertanggung jawab akan hal itu. Sebab, kualitas pembinaan prodi harus tetap terjaga jika nanti pengelolaan PT Islam  digabung dengan PT umum oleh Dikti. 

Lalu terkait integrasi pembahasan tentang Islam dengan sains. Menurutnya, Kemenag selama ini telah berupaya maksimal dalam mengintegrasikan keduanya di semua PT Islam seluruh Indonesia.

Maka, Menag mempertanyakan kesanggupan Dikti melakukan pengintegrasian ini ketika pengelolaan PT Islam disamakan dengan PT umum. 

"Juga, jangan lupakan faktor historis perguruan tinggi Islam di Indonesia," tegasnya.

Terkait anggaran pun, Menag mempertanyakan, adakah jaminan bahwa di bawah Dikti, PT Islam akan menerima alokasi dana pendidikan yang lebih besar.

“Ini penting karena pembahasan anggaran pendidikan melalui Komisi X DPR RI. Sedangkan, Kemenristek Dikti sendiri mengurus anggaran riset teknologi, yang pembahasannya ada di komisi lain di DPR,” jelasnya. 

Karena itu, Menag menyimpulkan, PT Islam sebaiknya tetap berada di bawah Kemenag RI. "Kalangan rektor UIN saya rasa juga setuju," pungkasnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement