REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Institut Seni Surakarta mengembangkan penelitian tentang manfaat dari limbah serbuk kayu menjadi komoditas kerajinan tangan dan properti mebel yang lebih murah serta ramah lingkungan.
"Dengan memanfaatkan serbuk kayu, produksi mebel dan kerajinan lain dapat lebih maksimal dan efisien," ujar Dosen Desain Interior ISI Surakarta, Sumarno di Pameran Crafina, Jakarta, Kamis (27/11).
Serbuk kayu ini mampu dimanfaatkan menjadi panel atau seperti triplek tetapi lebih lentur dan kuat.
Keuntungan lain, kerajinan kayu bisa diubah menjadi sistem cetak produk, tanpa harus memakan banyak sumber daya manusia.
"Dengan sistem cetak produksi bisa lebih banyak dan tidak memakan waktu, ini adalah penemuan yang untuk masyarakat luas," kata Sumarno.
Sebagai perbandingan, topeng kayu yang berbahan kayu ukiran diberi harga Rp35.000 per satuannya, dengan limbah serbuk kayu, harga topeng tersebut bisa mencapai Rp15 ribu dengan kualitas yang sama.
"Pada bentuk tertentu dengan serbuk kayu bisa lebih detail, karena ada cetakan masternya," tuturnya.
Namun, hingga saat ini hasil penelitian tersebut belum sampai diprodiluksi masal, karena kurangnya sosialisasi dan dukungan berbagai pihak