Selasa 20 Jan 2015 14:04 WIB

ITB Perkuat Riset Berbasis Masyarakat

Rektor ITB yang baru Kadarsah Suryadi (kanan), Akhmaloka (kiri) dan Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITB Betti Alisjahbana (tengah) pada pelantikan Rektot ITB yang baru di Aula Barat Kampus ITB, Jl Ganeca, Kota Bandung, Selasa (20/1).(Edi Yusuf/Republika)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Rektor ITB yang baru Kadarsah Suryadi (kanan), Akhmaloka (kiri) dan Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITB Betti Alisjahbana (tengah) pada pelantikan Rektot ITB yang baru di Aula Barat Kampus ITB, Jl Ganeca, Kota Bandung, Selasa (20/1).(Edi Yusuf/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Rektor ITB periode 2015-2020, Prof Dr Kadarsah Suryadi mengatakan akan memperkuat riset penelitian berbasis kebutuhan dan teknologi terapan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

"Kita lihat berapa banyak riset yang bisa diteruskan, sehingga menjadi produk komoditi yang bisa dimanfaatkan masyarakat dan punya nilai tambah ekonomi," kata Kadarsah seusai acara pelantikan sebagai Rektor ITB periode 2015-2020 di Bandung, Selasa.

Kadarsyah menjabat sebagai rektor di Kampus Ganesha itu menggantikan pejabat sebelumnya Prof Dr Akhmaloka.

Ia menyebutkan, ITB akan tetap menguatkan hasil-hasil riset yang mempunyai potensi untuk diindustrialisasikan dan didorong dengan kerjasama dengan berbagai pihak.

"Hasil-hasil riset yang punya potensi diindustrialisasikan kita dorong, dengan kerjasama dunia industri dan usaha serta pemerintah," katanya.

Perguruan Tinggi tidak bisa menanggung sendiri dana dari riset atau penelitian, untuk itu perlu diadakan kerjasama berbagai pihak dalam pelaksanaannya.

"Dana hasil riset dan pengembangan tidak bisa ditanggung semuanya oleh Perguruan Tinggi, terutama untuk yang dikomersialkan," katanya.

Dilihat dari perguruan Tinggi lain di negara maju, menurut dia perguruan tinggi hanya menanggung dua persen saja, sisanya dari dukungan berbagai pihak yang terlibat.

"Untuk mengkomersialisasikan sebuah riset, dari pengalaman negara maju, perguruan tinggi hanya dua persen, industri 65 persen dan pemerintah 30 persen," katanya.

"Hasil riset yang dikembangkan untuk nilai tambah masyarakat juga, bukan untuk perguruan tinggi sendiri," katanya.

ITB sudah banyak melakukan riset yang dilakukan dosen dan peneliti, dari energi, manufaktur, ICT, bio energy dan life scientist.

"Seperti penjernih air anti bakeri, solar cell, serta alat yang meningkatkan kalori dalam batu bara, itu sudah banyak dilakukan dari sekarang," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement