REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bertekad memajukan masyarakat di usia organisasi ke-68.
"Dalam wacana kebangsaan, konsolidasi demokrasi perlu diperdalam dengan perbaikan kelembagaan demokratis dan penguatan kapasitas warga," kata Ketua Umum Pengurus Besar HMI Muhammad Arief, Jumat (6/2).
Arief mengatakan, penguatan warga yang dilakukan oleh HMI selama ini berfokus pada membangun kegiatan pendampingan. Pendampingan tersebut, lanjutnya, bertujuan untuk meningkatkan kemandirian warga dalam menghadapi realitas sosial politik yang terjadi.
"Pendampingan itu juga diikuti dengan pelatihan-pelatihan keterampilan hidup, pendidikan kewargaan, dan pelatihan yang disertai bantuan wirausaha," ujarnya.
Selain itu, sebagai organisasi Islam, lanjut Arief, HMI tentu memiliki agenda utama terkait masalah keislaman. Menurutnya, ada beberapa hal yang menjadi fokus HMI saat ini dan untuk ke depan.
"HMI fokus pada diseminasi gagasan keislaman substantif, advokasi terhadap kelompok-kelompok minoritas agama yang terpinggirkan dan pengarusutamaan gender," kata Arief.
Arief menyebutkan, saat ini, HMI memiliki sekitar 400 ribu kader yang beraktifitas di 207 cabang yang tersebar di berbagai kota atau kabupaten di Indonesia.
Agenda utama HMI, lanjutnya, adalah pengaderan mahasiswa Islam melalui training-training dan aktifitas intelektual di masing-masing komisariat dan cabang.