Jumat 06 Feb 2015 18:29 WIB

HUT ke-68, HMI Fokus Majukan Masyarakat

Rep: c 82/ Red: Indah Wulandari
?Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Alumni HMI Akbar Tanjung dari menerima HMI Award dari Ketua PB HMI M Arief Rosyid (kiri) dalam Dies Natalis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke-68 di Jakarta, Kamis (5/2) malam.(Republika/Tahta Aidilla)
?Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Alumni HMI Akbar Tanjung dari menerima HMI Award dari Ketua PB HMI M Arief Rosyid (kiri) dalam Dies Natalis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke-68 di Jakarta, Kamis (5/2) malam.(Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bertekad memajukan masyarakat di usia organisasi ke-68.

"Dalam wacana kebangsaan, konsolidasi demokrasi perlu diperdalam dengan perbaikan kelembagaan demokratis dan penguatan kapasitas warga," kata Ketua Umum Pengurus Besar HMI Muhammad Arief, Jumat (6/2).

Arief mengatakan, penguatan warga yang dilakukan oleh HMI selama ini berfokus pada membangun kegiatan pendampingan. Pendampingan tersebut, lanjutnya, bertujuan untuk meningkatkan kemandirian warga dalam menghadapi realitas sosial politik yang terjadi.

"Pendampingan itu juga diikuti dengan pelatihan-pelatihan keterampilan hidup, pendidikan kewargaan, dan pelatihan yang disertai bantuan wirausaha," ujarnya.

Selain itu, sebagai organisasi Islam, lanjut Arief, HMI tentu memiliki agenda utama terkait masalah keislaman. Menurutnya, ada beberapa hal yang menjadi fokus HMI saat ini dan untuk ke depan.

"HMI fokus pada diseminasi gagasan keislaman substantif, advokasi terhadap kelompok-kelompok minoritas agama yang terpinggirkan dan pengarusutamaan gender," kata Arief.

Arief menyebutkan, saat ini, HMI memiliki sekitar 400 ribu kader yang beraktifitas di 207 cabang yang tersebar di berbagai kota atau kabupaten di Indonesia.

Agenda utama HMI, lanjutnya, adalah pengaderan mahasiswa Islam melalui training-training dan aktifitas intelektual di masing-masing komisariat dan cabang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement