REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Politeknik Batam Kepulauan Riau direncanakan menjadi pusat pengembangan teknologi di Indonesia sekaligus menjadi pintu gerbang kerja sama antarperguruan tinggi di Indonesia dan Singapura serta Malaysia.
"Politeknik Batam harus bisa menjembatani Indonesia dengan Singapura dan Malaysia. Ingin mewujudkan Politeknik Batam menjadi pusat teknologi Indonesia," kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir di Batam, Senin (9/2).
Politeknik Batam diharapkan menjadi jembatan yang baik dalam upaya peningkatan kerja sama dalam pembaruan teknologi bersama. "Nantinya jika Indonesia bekerja sama dalam hal pengembangan teknologi dengan dua negara itu bisa melalui Poltek," kata dia.
Menteri juga berharap, Politeknik Batam terus mengembangkan kemampuannya, termasuk meningkatkan program studi dari Diploma III dan IV menjadi Strata I, II hingga III. "Ke depan, menjadikan tidak hanya DIII, kalau bisa sampai doktor terapan, untuk industri," kata dia.
Demi kemajuan Politeknik Batam, Menteri berkomitmen mendorong Poltek Batam menjadi Perguruan Tinggi Nasional-Badan Layanan Umum (PTN-BLU) agar pengelolaannya lebih fleksibel. "Kalau enggak, tidak bisa berkembang dengan cepat. Apalagi market jelas di sini, kota industri dan dua negara yang berdekatan. Batam ujung tombak dan berada di segitiga emas, harus menjadi motor penggerak kemajuan industri di Indonesia sehingga riset juga bermanfaat untuk industri," kata Menteri.
Direktur Politeknik Batam Priyono Eko Sanyoto mengatakan sejak 2006 didirikan kini Politeknik Negeri Batam sudah berkembang pesat. Dari dua program studi (Prodi), kini sudah menjadi delapan prodi.
Kepala Pusat Kajian Regional Politeknik Negeri Batam Bambang Hendrawan mengatakan pihaknya memang sedang bersiap untuk mengadakan program untuk jenjang Strata I, II hingga doktor. Menurut dia, untuk membuka jenjang yang lebih tinggi tidak mudah. Pihaknya harus memastikan memiliki pengajar yang berkualitas.
"Sekarang sedang mengirimkan kembali dosen untuk kuliah SIIII," kata dia.