REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, mulai mengembangkan technopark untuk percobaan budi daya ikan air tawar berteknologi bioflok, yakni teknologi yang memanfaatkan sebesar-besarnya rantai makanan di alam dan diurai menjadi unsur yang dibutuhkan oleh ikan.
Pembantu Dekan III Fakultas Perikanan dan Kelautan UB, Abd Rahim Faqih di Malang mengatakan untuk tahap percobaan, technopark tersebut dibangun di Desa Sumberpasir, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, di atas lahan seluas 1,9 hektare yang dibagi menjadi 50 kolam pembibitan dan pembudidayaan.
"Technopark ini akhirnya juga sebagai stasiun percobaan budi daya ikan air tawar, seperti gurame, lele, patin dan ikan koi. Ke depan, kami juga berencana mengembangkan budi daya udang windu serta ikan air laut, khususnya bandeng," ujar dia, Rabu (11/2).
Ia menjelaskan dengan menggunakan teknologi bioflok tersebut, kolam pembudidayaan ikan tidak membutuhkan pergantian air secara terus menerus, cukup tiga bulan sekali, dan benih ikan yang ditebar juga bisa lebih banyak. Untuk setiap satu meter persegi, bisa digunakan menebar benih ikan sekitar 500-1.000 ekor, sedangkan ukuran normalnya rata-rata hanya 100-200 ekor.
Selain mampu menampung benih ikan lebih banyak, lanjutnya, teknologi bioflok tersebut juga bisa menstabilkan carbon dan nitrogen serta menetralisasi amoniak melalui proses penguraian. Amoniak yang tidak diurai bisa menjadi racun.
Dalam pengembangan technopark tersebut, UB juga melibatkan mahasiswa tingkat akhir dan setiap pekan, secara bergiliran mereka datang ke lokasi budi daya untuk melakukan riset, mulai proses budi daya, pembenihan, menganalisa air hingga kerugian dan keuntungan selama praktik budi daya ikan air tawar tersebut.
Faqih mengakui keterlibatan mahasiswa tidak hanya untuk kepentingan riset semata, sebab mereka juga diajari menjadi pembudidaya ikan, bahkan mereka juga diharapkan mampu menjadi pengusaha penyedia pakan maupun benih ikan. Menurut dia, sebenarnya konsep technopark tersebut bisa diaplikasikan di mana saja dan teknisnya juga tidak terlalu rumit.
"Kalau diizinkan, saya ingin membangun konsep technopark ini di seluruh kawasan kampus, terutama di area atau lahan kosong," ujarnya.