Kamis 12 Feb 2015 16:00 WIB

Kedokteran UI Konsen Tangani Studi Diabetes

Inagurasi Merck CAP di Indonesia – Rasha Kelej (Vice President of Business Social Responsibility Merck Global) dan Prof. Saleha Sungkar (Sekertaris Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) serta anggota fakultas lainnya
Foto: Merck
Inagurasi Merck CAP di Indonesia – Rasha Kelej (Vice President of Business Social Responsibility Merck Global) dan Prof. Saleha Sungkar (Sekertaris Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) serta anggota fakultas lainnya

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK - Universitas Indonesia (UI) bermitra dengan Merck sebagai perusahaan kimia dan farmasi meluncurkan program peningkatan kapasitas (Capacity Advancement Program / CAP) dalam edukasi penanganan diabetes dan disfungsi tiroid. 

CAP oleh Merck dan Universitas Indonesia ini ditujukan bagi mahasiswa kedokteran dan farmasi serta penyedia layanan kesehatan primer yang bertujuan untuk menjadikan mereka sebagai duta kesehatan di Indonesia.

Program lima tahun ini disusun oleh Excellence in Medical Education (EXCEMED) bersama Badan Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (BP2KB) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan akan diakreditasi oleh Dewan Akreditasi Pendidikan Kedokteran Lanjutan Eropa (European Accrediation Council of Continous Medical Education / EACCME) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). 

Rangkaian pendidikan dalam program CAP melibatkan dosen senior Universitas Newscastle yang juga merupakan Konsultan Endokrin di Rumah Sakit Queen Elizabeth di Gateshead, Inggris, serta para ahli diabetes dan tiroid di Indonesia.

Vice Chairman and Deputy CEO Merck, Stefan Oschman, mengatakan pihanya ingin menjadi bagian dari komitmen kami untuk ikut meningkatkan kualitas layanan kesehatan serta membantu menyediakan akses berkelanjutan terhadap solusi kesehatan dan obat-obatan yang berkualitas. 

Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Mahdi Jufri mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, temuan penyakit diabetes melitus tipe dua mengalami peningkatan. "Dengan demikian, terdapat kebutuhan mendesak untuk mengembangkan program edukasi terakreditasi bagi mahasiswa ilmu kesehatan sehingga pasien diabetes dapat

ditangani oleh penyedia layanan kesehatan primer dan tidak perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis terkait manajemen dasar diabetes," ujar dia, Kamis (12/2).

Peluncuran Program Manajemen Diabetes Klinis sendiri bersamaan dengan ulang tahun ke-50 Fakultas Farmasi. Program manajemen ini akan menyasar para mahasiswa dan alumni serta apoteker.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement