REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ditjen Pendidikan dan Kebudayaan Thamrin Kasman meresmikan gedung Sekolah Shelter di SD Selomulyo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Gedung ini dibangun untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam. "Tujuan pembangunan sekolah ini untuk mendukung program peningkatan akses dan pemerataan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, serta mendukung penyediaan tempat pengungsian bagi masyarakat apabila terjadi bencana alam," ujar Thamrin, Rabu (4/3).
Dia mengatakan lebih lanjut disampaikan bahwa fungsi sekolah shelter tersebut terbagi menjadi dua, yaitu saat terjadi bencana alam dan kerusuhan. Gedung pun dapat dimanfaatkan sebagai tempat penampungan pengungsi, pusat kegiatan penerimaan bantuan, tempat kegiatan pembinaan trauma konseling bagi pengungsi, khususnya peserta didik yang mengalami trauma fisik.
Dalam kondisi aman, gedung dapat digunakan sebagai ruang kelas, ruang praktek sesuai kebutuhan, ruang pembinaan dan konseling, serta ruang serbaguna. Kemudian Thamrin berpesan agar pemeliharaan gedung selther senantiasa dilakukan secara berkesinabungan. SD shelter Selomulyo dibangun di atas lahan seluas 423 meter persegi, dengan empat ruang kelas bertingkat. Anggaran pembangunan sendiri mencapai Rp 1,4 milyar, pada tanah kas desa Sukoharjo, Ngaglik.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Arif Haryono mengatakan sekolah shleter mampu membantu masyarakat, terutama anak-anak diwilayah bencana untuk memperoleh sarana belajar yang layak. Sehingga bisa meraih prestasi dan pendidikan yang lebih baik. "Bantuan tersebut diharapkan mampu memberikan peningkatan minat dan semangat belajar anak-anak SD Selomulyo sehingga upaya membangun masyarakat Sleman menuju masyarakat yang lebih sejahtera dan berdaya saing dapat segera terwujud," ujar Arif.