REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin mengatakan Indonesia layak menjadi pusat pengembangan pendidikan keagamaan Islam di dunia. Menurut dia, potensi perguruan tinggi keagamaan Islam di Indonesia menjanjikan dibandingkan negara-negara di Timur Tengah dan Asia Tenggara lainnya.
Perguruan tinggi keagamaan Islam di Mesir tercatat 55 perguruan tinggi negeri/swasta, Saudi Arabia sebanyak 60 perguruan tinggi negeri/swasta, dan Malaysia mencatat 35 perguruan tinggi negeri/swasta. Meskipun Menteri Agama tidak merinci jumlah perguruan tinggi keagamaan Islam baik negeri maupun swasta di Indonesia namun menyebutkan sekitar 6.000 perguruan tinggi.
Berdasarkan data tersebut, kata dia, membawa optimisme bagi Indonesia dapat menjadi kiblat perguruan tinggi keagamaan Islam dunia. Sejak lembaga pendidikan tinggi keagamaan Islam dirintis tahun 1960-an hingga saat ini menunjukan banyak perkembangan dan kemajuan yang menggebirakan. Dia mengatakan perguruan tinggi keagamaan Islam di Indonesia yang berkembang ditengah hegemoni sosial kemasyarakatan menjadi ciri khas yang membedakan dengan perguruan tinggi di negara-negara lain.
Sehingga, impian menjadikan Indonesia sebagai pusat pendidikan Islam dunia bukanlah sesuatu yang berlebihan.Pengelolaan akademik yang "berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah" dengan prinsip-prinsip demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM) menjadi ciri khas perguruan tinggi keagamaan Islam Indonesia.
"Ilmuwan dunia harus diyakinkan bahwa jika mau mengetahui atau memperdalam ilmu keagamaan Islam harus ke Indonesia. Tidak harus ke Mesir dan Arab Saudi, katanya.