Kamis 12 Mar 2015 16:10 WIB

RI-Malaysia Deklarasikan Forum Akademis Samudera Hindia

Indonesia Malaysia
Indonesia Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Sebanyak 17 Perguruan Tinggi (PT) dari Indonesia dan Malaysia, mendeklarasikan Indian Ocean Academic Forum (IAOF) atau Forum Akademis Samudera Hindia.

Deklarasi ini sebagai hasil dari seminar bertajuk "Menoleh Ke Samudera Hindia, Menuju Poros Maritim Dunia" bertempat di Aula Balairung Caraka, Kampus Proklamator I Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Kamis.

IOAF terdiri dari para akademisi dari PT terkemuka di Indonesia dan Malaysia.

Deklarasi forum ini dibacakan oleh Direktur Eksekutif Forum Akademis Samudera Hindia, Prof Dr Indra Jaya yang berisikan sebagai wadah pertukaran informasi, kerjasama penelitian dan pengembangan bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat di sekitar Samudera Hindia.

Forum ini melibatkan 17 PT Indonesia dan Malasysia dan tujuh instansi pemerintahan baik pusat dan daerah serta lembaga swasta lainnya dan didukung oleh tokoh-tokoh nasional yang menjadi dewan pengarah seperti Prof Dr Hasyim Djalal dan Prof Dr Emil Salim.

Lalu, Prof Dr Ir Fachri Ahmad, Prof Dr Rohmin Dahuri, Prof dr Fasli Jalal, Ph.D, Sp GK dan lainnya.

Turut hadir dalam dekalrasi ini Deputi Koordinasi Bidang SDM Kementerian Koordinator Kemaritiman Dr Ir Safri Burhanuddin, D.E.A., Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Dr Gellwyn Yusuf dan Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Drs Yuri Octavian Thamrin, M.A.

Ketua Pelaksana seminar, Dr Ir John Nurifdin Syach, M.S menyampaikan kegiatan ini merupakan momen bersejarah dalam kaitannya upaya pemerintah dan bangsa ini yang sedang membangun dirinya sendiri dalam merebut kembali jati diri bangsa sebagai negara bahari atau maritim, sesuai dengan cita-cita besar pemerintah menuju poros maritim dunia.

"Tapi sebelum menuju poros maritim dunia, mari menoleh terlebih dahulu ke Samudra Hindia yang potensinya begitu besar dari nilai urgensi dan strategisnya," ujarnya.

Forum ini bertolak hal tersebut agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan demi kesejahteraan rakyat," tambahnya.

Sementara itu, Rektor UBH, Prof Dr Niki Lukviarman, SE, Akt, MBA mengungkapkan rasa bangga dengan kegiatan launching Forum Akademis Samudera Hindia yang digagas oleh UBH dalam memanfaatkan potensi Samudera Hindia yang belum dikelola dengan baik.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement