REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kondisi miris siswa yang harus menyebrang untuk menuju sekolah bukan hanya terjadi di Lebak, Banten. Kejadian serupa dialami siswa sekolah dasar di Kabupatane Bone. Melalui dua utas kawat, siswa dari Desa Kahu harus bersusah payah menyebrang melewati Sungai Hullo untuk menuju Sekolah Dasar (Inpres) 657 Hulo di jalan Poros Pallattae-Camming.
Jembatan ini menghubungka Desa Kahu dengan Desa Biru, Cenrana dan Desa Palakka. Dari Desa Kahu menuju temat lainnya memang terdapat jalan penghubung, namun jalan tersebut cukup jauh dan sangat memakan waktu. Maka demi mempersingkat waktu jembatan yang telah hancur setahun lalu pun menjadi jalan alternatif.
Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Rahma mengatakan, sejauh ini dia memang belum menerima keluhan dari siswa maupun pihak sekolah SD Inpers 657. Tapi dia tidak menutupi bahwa selalu ada siswa yang berada di pinggiran desa menggunakan jalan alternatif untuk menuju ke sekolah mereka.
"Sepertinya ada tapi belum ada informasi sejuah ini. Jika memang ada, saya harap pemerintah Kab.Bone bisa melakukan perbaikan infrastruktur untuk mendukung keinginan siswa dalam menjalani proses belajar mengajar," ujar dia, Kamis (12/3).
Menanggapi hal ini, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel Salam Soba menuturkan hal itu memang masih terjadi di Bone. Dia juga tidak menutupi kemungkinan masih ada daerah lain yang melakukan hal serupa. Namun dia menjelaskan, sebenarnya infrastruktur untuk menuju sekolah di banyak daerah Sulsel sudah bisa dilalui dengan baik. Mengenai adanya siswa yang menyebrang untuk sekolah melewati jembatan berbahaya, dia mengira itu karena jarak tempuh yang cukup jauh saat melalui jalan protokol.