REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pisang merupakan tanaman hortikultura yang dapat tumbuh dengan baik di Indonesia, karena iklim dan tanah yang sesuai untuk pertumbuhannya. Tidak hanya itu, pisang juga merupakan salah satu buah yang mengandung zat gizi yang baik.
Pemanfaatan kulit pisang saat ini selain menjadi pakan ternak, ternyata belum dapat dikelola dengan baik. Pasalnya, kulit pisang merupakan limbah hasil industri pengolahan yang tidak bernilai ekonomi dan ramah lingkungan.
Namun, limbah kulit pisang oleh peneliti Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (Fateta IPB), yakni Muhammad Sudirman Akili dan Usman Ahmad dari Departemen Teknik Mesin dan Biosistem (TMB), serta Nugraha Edhi Suyatma dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP), kulit pisang dibuat menjadi edible film atau kemasan yang dapat dimakan.
Penelitian yang dilaksanakan pada Juli 2011-Januari 2012 di Laboratorium ITP dan Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Departemen TMB Fateta IPB ini, masuk dalam Jurnal Keteknikan Pertanian. Disampaikan dalam jurnalnya, kulit pisang banyak mengandung senyawa pektin.
Kenyataannya pektin memiliki sifat gel yang baik sehingga dapat digunakan untuk membuat kemasan yang dapat dimakan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengekstrak dan mengkarakterisasi pektin dari kulit pisang untuk membuat edible film, dengan penambahan gliserol untuk memberikan sifat plastis dan elastis. Karakteristik edible film pada penelitian ini adalah warna, ketebalan, elongasi, kuat tarik dan laju transmisi uap air. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap.
Hasil penelitian menunjukkan rendaman tertinggi terdapat pada pektin dari kulit pisang tingkat kematangan 1, selain itu penambahan gliserol secara signifikan meningkatkan elongasi dan menurunkan kuat tarik edible film.
Edible film dengan perlakuan penambahan gliserol 20 persen direkomendasikan sebagai perlakuan terbaik karena memiliki sifat plastis yang baik dan mampu mengemas bahan pangan.