REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), Edy Suandi Hamid mengatakan perguruan tinggi yang belum terakreditasi harus memanfaatkan kesempatan yang masih ada untuk memperbaiki borang untuk akreditasi. Sebab saat ini, sudah banyak perguruan tinggi yang mengajukan dan belum terakreditasi.
"Namun ada perguruan tinggi yang mengalami peningkatan banyak," kata Edy Suandi Hamid dalam pembukaan Pelatihan Penyiapan, Praktik & Simulasi Borang Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi di Yogyakarta, Kamis (26/3) malam.
Pelatihan diikuti wakil dari pelbagai Perguruan tinggi swasta (PTS ) di Indonesia. Pelatihan dilaksanakan hingga Sabtu (28/3). Di antara pemateri adalah mantan assesor BAN Bambang Cipto.
"Beberapa PT hasilnya tidak terakreditasi. Konsekuensi sesungguhnya, PT harus tutup," kata Edy yang menambahkan masih ada toleransi 3,5 tahun ke depan untuk menyiapkan borang dengan baik.
Dikatakan Edy Suandi, banyak PT tidak memahami UU 12/2012 bahwa akreditasi program study (prodi) harms diikuti dan kemudian dilengkapi akreditasi institusi. Padahal tanpa akreditasi institusi menurut Ketua Umum Aptisi ijazah yang dikeluarkan tidak diakui.
Edy Suandi menyebutkan Aptisi sudah mendampingi banyak PT baik massal maupun intensif . Dari yang didampingi intensif menurutnya berhasil mrndapatkan akreditasi B dan kemudian hanya satu yang meraih C. "Tetapi inipun karena Perguruan tinggi tersebut relative baru ," jelasnya.
Bambang dalam paparannya mengingatkanku agar PT tidak menunda mengajukan borang. "Terakreditasi itu jaminan," tambahnya . Karena dengan akreditasi itu bisa menarik animo masyarakat masuk.
Meski demikian juga harus terus memperbaiki standard yang ada. Dalam Hal ini ujar Bambang dalam perjalanan menjaga kualitas ini pimpinan PT harus terus menyambuk dekan, ketua prodi agar PT menjaga kualitas . "Dalam menentukan person isilah dingin orang yang menyintai pekerjaan. Karena persaingan telat dimulai. Menentukan pengisi borang pun harus mereka yang memiliki komitmen tinggi," katanya.