Rabu 01 Apr 2015 10:07 WIB

Menag Tantang Sarjana Muslim

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Indah Wulandari
Menag Lukman Hakim Saifuddin.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Menag Lukman Hakim Saifuddin.

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menantang lulusan perguruan tinggi Islam di era kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT).

"Bukan demi teknologi, tapi demi ketercapaian misi Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin. Bagaimana Islam menjadi subyek bukan obyek di era informasi?" tutur Lukman saat menghadiri wisuda ke-73 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol di Kampus Lubuk Lintah, Padang, Selasa (31/3).

Menurutnya, umat Islam harus dapat hidup sesuai tuntutan teks agama. Namun, kata dia, seorang Muslim harus tetap pandai menempatkan diri dalam perkembangan zaman yang sangat dinamis.

Sehingga, seseorang dapat menjadi muslim yang otentik, yang tetap berpegang pada azas propraganda, sekaligus menjadi model.

Lukman mengatakan, kemajuan teknologi, diiringi dengan meningkatnya kebutuhan akan tenaga ahli yang terampil mobilitas horisontal dan vertikal, serta meluas budaya organisasinya.

"Nilai modern, bukan sesuatu yang baru, jika diukur dalam kurun waktu, Islam pernah mencapai kejayaan. Salah satu bukti puncak, adalah kerajaan-kerajaan yang mempengaruhi perkembangan zaman," kata dia.

Sesungguhnya, ungkap Menag, umat Islam mempunyai pengalaman menjadi bangsa modern. Saat ini, tinggal bagaimana umat Islam dapat kembali menggali kecendekiaan Islam di masa lalu.

Ia menuturkan, umat Islam tak boleh hanya sekedar menjadi konsumen, namun juga produsen. Menurutnya, inilah tantangan bagi perguruan tinggi, bagaimana mengajarkan kepada mahasiswanya tentang menggunakan informasi, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas.

Di era keterbukaan informasi, kata dia, pasti perguruan tinggi dihadapkan pada peningkatan mutu pelayanan yang strategis. Sehingga, perguruan tinggi Islam perlu menempatkan diri secara tepat untuk perkembangan zaman.

"Apa yang bisa diperbuat perguruan tinggi seperti IAIN adalah tugas perguruan tinggi Islam. Dengan kata lain, membangkitkan optimisme, mereka (lulusan) bisa maju dan berjaya di masa mendatang seperti mereka (umat Islam) meraihnya di masa lalu," jelasnya.

Lukman mengingatkan, Islam adalah agama yang mengajarkan umatnya untuk mencintai ilmu pengetahuan dan kemajuan. Ajaran Islam, lanjutnya, sangat mendukung spirit of progress yang seharusnya membuat Islam sangat mencintai perkembangan ilmu pengetahuan dan pekembangan ICT.

Menurutnya, teknologi bagi Islam adalah sebagai perantara bukan tujuan. Meskipun demikian, perantara tersebut bisa merujuk pada sesuatu yang bersifat patuh atau kewajiban.

"Dengan begitu, umat Islam harus berperan aktif dalam membangun teknologi," kata dia menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement