REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Sulawesi Tenggara, melakukan langkah pencegahan melalui kegiatan akademik maupun nonakademik agar mahasiswa tidak mengikuti paham radikal.
Rektor, IAIN Kendari, Dr Nur Alim, di Kendari, Kamis mengatakan, untuk mengantisipasi radikalisme berkembang di kalangan mahasiswa, lebih mengedepankan pemberian pemahaman bahwa Islam merupakan agama perdamaian.
"Untuk langkah antisipasi paham radikal, kita terus memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa paham radikal tidak sesuai dengan ajaran Islam maupun ideologi Indonesia," ujarnya (2/4).
Ia menambahkan, selain memberikan pemahaman kepada mahasiswa melalui ruang kuliah, juga aktif melakukan diskusi ilmiah terkait bahaya dan risiko mengikuti ajaran tersebut.
Beberapa tindakan yang pihaknya lakukan untuk mengantisipasi berkembangnya paham radikal di kampus tersebut, yakni dengan melakukan pendekatan melalui pembina lembaga kemahasiswaan agar intensif melakukan kegiatan untuk memberikan pemahaman Islam yang benar yaitu di dalamnya mengajarkan perdamaian.
"Kita harus melakukan pencegahan ini mulai dari akarnya, karena paham radikal ini mengusung dua keyakinan yakni pertama begitu mudahnya mengkafirkan orang yang tidak seideologi dengan mereka dan yang kedua pemahaman jihad yang tidak proporsional," ujarnya.
Dua landasan pemikiran yang diusung paham radikal ini yang harus dicegah dengan terus memberikan wawasan mengenai ajaran islam yang sesunggunya yakni menghargai perbedaan dan cinta perdamaian. Menurutnya, ajaran islam sesungguhnya mengajarkan humanisme, kearifan, menghargai perbedaan, etika dan sopan santun, kasih sayang bukan mengajarkan perang dan penindasan.
Ia berharap, dengan langkah-langkah yang dilakukannya mahasiswa dapat lebih aktif dalam menyerap pengetahuan informasi apalagi sampai mengikuti paham radikal.