REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) mampu meningkatkan produksi biogas hingga 35 persen. Penelitian yang dilakukan Muhammad Romli, A. Dharmawa dan B. Roberta dari Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (Fateta IPB) berhasil meningkatkan produksi biogas hingga 35 persen dengan penambahan inokulan tunggal Aspergillus niger.
Pada penelitian ini pengaruh pra-perlakuan bahan secara biologis dengan inokulum kultur campuran mikroorganisme yang dievaluasi pada model biomassa onggok. Digester anaerobik dengan volume kerja 20 liter digunakan untuk mengevaluasi lebih lanjut pengaruh pra-perlakuan inokulum dan waktu inkubasi meningkatkan nilai COD fraksi terlarut bahan dan menurunkan nilai SS residunya.
Biomassa yang digunakan adalah fraksi kasar (serah) onggok yang diperoleh dari pabrik tapioka di Bogor. Pra-perlakuan bahan dengan penambahan inokulum kultur campuran mikroorganisme sebesar 3, 7.5 dan 10 persen pada biomassa onggok selama 16 jam dapat meningkatkan degradasi senyawa lignoselulosa menjadi bahan organik terlarut.
“Evaluasi kinerja digester dengan umpan onggok dengan pra-perlakuan memperlihatkan laju produksi biogas yang lebih cepat dan produksi gas yang 35 persen lebih tinggi dibandingkan dengan onggok segar,” ujar M. Romli melalui siaran pers.
Selama ini, pemanfaatan biomassa pertanian dan agroindustri sebagai sumber karbon pada proses biometanisasi terkendala dengan rendahnya laju hidrolisis bahan lignoselulosa. Laju hidrolisis merupakan tahap pertama dalam rangkaian proses yang berlangsung secara anaerobik. Pra-perlakukan baik secara fisik, kimia dan biologis dapat melonggarkan ikatan lignin, hemiselolusa, dan selulosa sehingga bakteri anaerobik lebih mudah mengakses substrat dan selanjutnya meningkatkan laju pembentukan metana.