REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Para lulusan Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang harus berkontribusi terhadap reorientasi bangsa dan negara sesuai dengan ilmu dan nilai ajaran Islam yang diperoleh dari bangku kuliahnya.
Dengan begitu, para lulusan Unissula memiliki jiwa kepemimpinan yang solutif untuk mengatasi persoalan krisis kepemimpinan yang dialami oleh bangsa ini.
Hal ini terungkap dari pidato sambutan Rektor Unissula, Anis Malik Thoha Lc MA PhD pada Wisuda Unissula ke-69, di auditorium Fakultas Kedokteran, Senin (20/4).
Menurut Anis, dengan mampu memberikan kontribusi terhadap reorientasi bangsa dan negara sesuai dengan ajaran agama Islam, maka ilmu yang diterapkan di masyarakat seimbang antara urusan duniawi dan akherat.
Di satu sisi, bangsa ini sedang mengalami krisis kepemimpinan. Ini menjadi akar persoalan yang bisa melumpuhkan pola berpikir para kualitas kepemimpinan hingga menyebabkan lumpuhnya sejumlah sector kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai lulusan yang akan terjun ke tengah masyarakat lulusan Perguruan Tinggi (PT) –termasuk lulusan Unissula-- harus memiliki jiwa kepemimpinan.
Hal ini penting, minimal bisa memimpin diri sendiri dengan dasar intelektual yang dimiliki. Sehingga ke depan bisa mengatasi krisis kepemimpinan yang terjadi di Indonesia.
Yang terdekat, sarjana harus siap bersaing dengan tenaga asing untuk menghadapi pangsa Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Jangan sampai MEA dipandang sebagai ancaman.
“Namun harus direspon sebagai tantangan dan sekaligus peluang untuk bisa bersaing dengan tenaga ahli dari negara lain, di jazirah Asean ini,” tegas Anis.
Sementara itu, Unissula Semarang kembali menggelar wisuda para lulusannya. Sedikitnya, 1.357 orang lulusan di wisuda pada pelaksanaan Wisuda Unissula ke-69 ini.
Para lulusan ini bersumber dari Program Doktoral (S3), Program Magister (S2) Program Sarjana (S1) serta Program Diploma (D3). Proses wisuda digelar dalam empat tahapan, mulai Jumat (17/4) hingga Senin (20/4).