REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Sebanyak 500 foto pendaftar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Lokal Surabaya dinyatakan bermasalah karena foto tidak terlihat atau ukuran foto sangat kecil.
"Panitia Lokal 50 Surabaya tidak ingin kejadian tahun lalu terulang, yakni ada 7.000-an peserta SBMPTN secara nasional yang fotonya bermasalah dan hangus," kata Humas SBMPTN Bekti Cahyo Hidayanto di Surabaya, Jumat.
Ditemui di Sekretariat SBMPTN Panlok 50 Surabaya di Gedung PPG Unesa Lidah Wetan, dia menjelaskan bahwa 500 foto bermasalah itu meliputi 175 foto (saintek), 237 foto (soshum), dan 88 foto (campuran).
"Jika peserta kesulitan mengubah ukuran foto, mereka bisa langsung mengirim foto asli ke surat elektronik (e-mail) panitia atau datang langsung ke sekretariat, nanti kami yang akan memperbaiki foto tersebut untuk mereka," katanya.
Didampingi anggota Humas SBMPTN Lokal 50 Surabaya yang lain, Suci Suryani, S.S., M.Pd. (Unijoyo) dan Putri A.R.D. (Unesa), dia mengatakan bahwa ratusan foto bermasalah itu karena foto yang diunggah tidak memenuhi standar yang ditetapkan.
"Misalnya, ukuran foto yang diunggah terlalu besar sehingga foto tidak muncul saat peserta mencetak kartu akses pendaftaran," kata dosen ITS Surabaya itu.
Ia menambahkan bahwa foto yang sesuai dengan kriteria menggunakan format JPEG atau PNG, ukuran maksimal 100 kilobyte dan resolusi image foto sebesar 400 x 600 pixels.
Untuk menyikapi ratusan foto bermasalah itu, Panlok 50 Surabaya menghubungi peserta melalui SMS, telepon, maupun surat elektronik (surel) agar segera mengirim atau mengunggah foto.
"Akan tetapi, respons peserta terhadap informasi panitia itu sangatlah rendah, yakni baru 30 persen yang memberikan respons," kata Bekti.
Menurut dia, bila peserta tidak memberikan respons hingga menjelang hari akhir pendaftaran pada tanggal 29 Mei mendatang, panitia akan mencoret agar indikasi joki yang "bermain" dengan sengaja mengosongkan foto tidak terjadi.
Hingga Jumat (22/5) atau hari ke-12 pendaftaran, tercatat pendaftar SBMPTN di Panlok 50 hingga pukul 15.12 WIB telah mencapai 26.617 peserta.
"Peserta difabel ada 11 anak, yakni enam calon mahasiswa soshum, empat calon mahasiswa saintek, dan satu campuran," katanya.
Khusus SBMPTN, katanya, PTN tidak akan memedulikan PTN sebagai pilihan 1, 2, dan 3 sehingga peluang pendaftar untuk PTN 2 atau PTN 3 masih ada.
"Yang penting, pendaftar akan mengikuti ujian pada wilayah yang menjadi tempatnya mendaftar," katanya.