REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), akan memilih rektor barunya periode 2015-2019. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), mengingatkan panitia pemilihan untuk tidak memilih calon rektor yang pernah tersangkut masalah.
"Kalau dia punya masalah masa lalu, kepemimpinannya jika menjadi rektor bisa terganggu oleh masalah masa lalunya itu," kata Sekjen Kemenristek Dikti, Ainun Naim saat dihubungi Republika, Ahad (24/5).
Ainun mengatakan, beberapa masalah itu tidak hanya terkait masalah hukum seperti pernah terlibat korupsi atau pelanggaran pidana lainnya. Tetapi, juga terkait masalah etika dalam dunia pendidikan. "Misalnya pernah tersangkut masalah plagiat dalam sebuah karya calon rektor yang bersangkutan," kata Ainun.
Menurut Ainun, masalah plagiat ini merupakan masalah berat sehingga calon rektor tak boleh dipilih menjadi rektor. Ia menyebut aturan ini sudah tercantum dalam peraturan menteri. Karena itu, Ainun mengingatkan agar panitia seleksi calon rektor Untirta ataupun dewan senatnya, tak memilih calon yang memiliki masalah.
Para peserta pemilihan rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Jumat (22/5), mulai dilakukan. Empat orang calon memaparkan visi dan misinya.
Untuk diketahui, Untirta sedang melakukan proses seleksi pemilihan rektor periode 2015-2019. Sudah ada beberapa calon yang mendaftar. Mereka adalah Dr Sudadio, Prof Dr H Sholeh Hidayat, Dr H Mas Iman Kusnandar, dan Dr HM Syadeli Hanafi.
Rektor Untirta saat ini yang dijabat oleh Prof DR Soleh Hidayat akan habis masa jabatannya pada Oktober 2015. Sehingga enam bulan sebelumnya harus sudah dipersiapkan untuk penggantinya