REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Astriana, alumnus Universitas Hasanuddin (Unhas) tahun 2008, tertangkap menjadi joki dalam ujian hari pertama Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), yaitu Tes Kemampuan Dasar (TKD) yang dilaksanakan di SMP 30. Mantan mahasiswa sastra Perancis ini ditangkap pengawas ujian karena identitas yang dia miliki tidak cocok dengan kartu tanda ujian KTU SBMPTN.
Pengawas ruangan 11 SMP 30, Siti Nurlayla menuturkan kronoligis kejadian itu. Saat itu Astriana duduk di bangku paling depan dan seluruh siswa diwajibkan mengisi absesni. Setelah mengabsen, pengawas melakukan pencocokan tanda tangan yang ada di KTU dengan absensi. Namun ternyata tanda tangan keduanya berbeda.
"Kami curiga jadi kami tahan dulu dan kami panggil pengawas lokasi untuk melakukan pengecekan lebih lanjut," ujar Nurlayla, Selasa (8/6).
Kepala lokasi, Amil Ahmad Ilham yang datang di ruangan langsung meminta Astriana untuk memperlihatkan kartu tanda pengenal. Dari KTP tersebut, tercantum nama Musfirah, namun terdapat kejanggalan di KTP tersebut karena foto yang ada merupakan tempelan.
Amil langsung membuka KTP tersebut dan mengetahui bahwa KTP tersebut palsu. "Kita sudah bertahun tahun mengawal ujian, kalau ada aneh-aneh pasti kita ketahui gerak geriknya," ujar dia.
Sementara, wakil rektor III Unhas Rasyid menilai pelanggaran ini memang disengaja. Terlihat dari cara dia yang sangat rapi untuk menjalankan modus, seperti membuat KTP Palsu. "KTP dilem, foto diganti. Ini kan memang dipersiapkan," ungkapnya.
Astriana sendiri menjadi joki untuk menggantikan Musfrirah dengan nomor ujian 3158218990. Saat ini, Astriana masih menjalani pemeriksaan oleh panitian penyelenggara SMBPTN di gedung rektorat Unhas.