REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- HIMANIKA (Himpunan Mahasiswa Arsitektur) Universitas Budi Luhur (UBL), menerima rombongan peserta Pertemuan Antar Rayon (PAR)  Mahasiswa Arsitektur se- Indonesia selama lima hari di Villa Budi Luhur di Gunung Bunder, Bogor, Jawa Barat.

Dalam sambutannya, Kepala Program Studi Arsitektur Teknik UBL, Putri Suryandari mengatakan, saat ini program studi arsitektur dilaksanakan sesuai dengan kompetensi dari perguruan tinggi masing-masing-masing. Kompetensi ini tentu saja berbeda berdasarkan kekuatan dari sumber daya yang di miliki institusi.

Perlu adanya kerjasama yang baik antara organisasi profesi dengan perguruan tinggi penyelenggara pendidikan arsitektur.

"Sehingga rumusan mengenai syarat menjadi  arsitek  memiliki standar yang sama di seluruh perguruan tinggi di Indonesia.  Maka bila konsep telah sama, arsitek luar yang ingin praktek di Indonesia wajib bekerja sama dengan Arsitek lokal," kata Putri melalui siaran persnya yang diterima Republika, Jumat (12/6).

PAR merupakan kegiatan yang dilaksanakan karena suatu masalah tidak bisa diselesikan di saat TKI MAI (Temu karya Ilmiah Mahasiswa Arsitektur Indonesia). Kegiatan PAR sudah terlaksana 5 kali dari 30 kali terselenggaranya TKI MAI.

PAR tahun ini merupakan  yang keenam kalinya dan di selenggarakan di BPR 1 ( Badan Pekeraja Rayon 1) Jakarta, selama lima hari sejak tanggal 11 sampai dengan 15 Mei 2015. Sebagai tuan rumah penyelenggara kegiatan tersebut adalah UBL dan Universitas Indonesia.

Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa arsitektur se-Indonesia yang diwakili dari setiap badan pekerja rayon tiap daerah yang terdiri dari 19 badan pekerja rayon.  Jumlah peserta yang hadir di pertemuan tersebut tercatat 30 mahasiswa arsitektur. Agenda acara PAR kali ini di selenggarakan dalam rangka menghadapi era pasar bebas serta Legalitas (RUU Arsitek).

Ikuti Whatsapp Channel Republika