REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Prof Mohammad Nasih resmi dilantik sebagai Rektor Universitas Airlangga (Unair) ke-13, Selasa (16/5). Guru Besar Ilmu akuntasi Fakultas Ekonomi Unair terpilih melalui musyawarah mufakat dalam sidang Majelis Wali Amanat (MWA) beberapa waktu lalu.
Nasih menggantikan pendahulunya Prof Fasichul Lisan yang telah menyelesaikan masa jabatannya.
Nasih diambil sumpah oleh Ketua MWA Unair Sudi Silalhi dengan cara Islam. Setelah membacakan sumpah jabatan, dan menerima kalung medali rektor, Nasih dinyatakan resmi memangku jabatan sebagai rektor Unair periode 2015-2020.
“Hari ini tanggal 16 Juni tahun 2015, secara resmi melantik Prof Dr Mohhammad Nasih SE MT Ak sebagai Rektor Universitas Airlangga periode 2015-2020. Semoga Allah SWT meridhai dan memberikan bimbingan dalam menjalankan tugas Saudara,” ujar Sudi Silalahi, yang tak lain adalah mantan Menteri Sekretaris Negara di era kabinet SBY.
Dalam sambutannya, Sudi menyampaikan, pemilihan rektor berjalan dengan akuntabel, demokratis dan transparan. Ia menggambarkan, para kandidat calon rektor harus menghadapi sesi uji publik dengan menghadirkan tokoh nasional, akademisi dan berbagai perwakilan masyarakat.
Hal yang patut diapresiasi, menurut Sudi, adalah proses pengambilan keputusan yang berjalan menggunakan mekanisme musyawarah mufakat. Hal tersebut, menurut dia,menunjukan kedewasaan dan kualitas civitas akademika Unair sebagai insan cendekia.
Terpilihnya Nasih menandai kiprah akademisi Unair berlatar belakang ilmu ekonomi sebagai rektor Unair untuk pertama kalinya. Dijumpai seusai pelantikan, Nasih menyampaikan, pengambangan Unair di bawah kepemimpinannya akan tetap berpijak pada rencana stategis jangka panjang yang telah ditetapkan sebelumnya.
Selain berpedoman pada rencana strategis, Nasih juga mengaku telah memiliki sejumlah gagasan praktis untuk menguatkan sejumlah kelemahan Unair. Di antaranya, menurut Nasih, adalah meningkatkan kualitas Unair dalam bidang penelitian dan publikasi karya ilmiah. Nasih menggambarkan, dibandingkan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia, Unair masih cukup tertinggal.
“Teman-teman kita di tempat yang lain berlari lebih kencang. Ini harus kita kejar. Memang tidak mudah menyalip ITB yang memiliki 4 ribuan publikasi internasional yang trerindeks, sementara kita baru 600. Tapi kita harus berlari lebih cepat,” ujar Nasih.
Untuk merangsang para para dosen melakukan penelitian dan menerbitkan karya ilmiah, Nasih beranji akan memberikan intensif lebih besar. Tak hanya karya ilmiah, Nasih juga akan mendorong para pendidik dan peneliti Unair untuk menulis di media massa sebagai jembatan menyebarkan berbagai buah pikir Unair kepada masyarakat.
Dalam segi pengembangan lembaga, menurut Nasih, ke depan Unair akan menguatkan kampus-kampus satelit di luar Surabaya, yakni di Jakarta dan Banyuwangi. Sejumlah prodi baru, menurut dia, saat ini juga tenga disiapkan Unair untuk menjawab tantangan masa depan.
Ia mencontohkan, tahun depan, Unair akan memiliki prodi kewirausahaan. “Kita sedang menyiapkan kurikulum, dan sekrang sudah peminatan. Kalau sudah memenuhi jumlahnya (mahasiswa), tahun depan mulai prodi kewisausahan. Beberapa tahun ke depan kita dorong statusnya jadi Sekolah Kewirausahaan,” ujar dia.
Pelantikan Nasih yang dilangsungkan di Kantor Manajemen Unair dihadiri sejumlah figur terkemuka. Di antaranya adalah Ketua Mahkamah Agung yang juga Ketua IKA Unair M Hatta Ali dan mantan Mendikbud Muhammad Nuh. Selain itu, hadir juga Rektor IPB, UNY, Universitas Trunojoyo, serta perwakilan dari UIN Malang, UPN Veteran, Monash University Australia, Kobe University Jepang, serta Konsulat Jenderal Jepang dan Tiongkok.