REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rektor Insitut Pendidikan Bogor (IPB), Herry Suhardiyanto meminta agar tidak memberikan beban berlebihan kepada mahasiswa saat menyusun skripsi. Menurutnya, skripsi harus menjadi tugas akademik yang menyenangkan bagi mereka.
"Menyusun skripsi jangan sampai menjadi beban berlebihan bagi para mahasiswa," ujar Herry melalui pesan elektronik kepada wartawan, Senin (22/6).
Herry menilai cara-cara demikian perlu dilakukan untuk bisa menghindari kasus skripsi jiplakan. Agar hal itu tidak terjadi, Herry juga berpendapat pihak kampus perlu memastikan semua mahasiswa program sarjana melakukan proses penyusunan skripsi secara utuh.
Menurutnya, dosen pembimbing juga tidak boleh hanya menerima skripsi yang sudah jadi. Apalagi, kata dia, tanpa proses pembimbingan. Herry juga mengungkapkan, pihaknya di IPB sudah melakukan beberapa upaya agar perihal jiplakan skripsi itu bisa dihindari.
Menurutnya, IPB telah memiliki peraturan rektor mengenai penyusunan skripsi. Dia menjelaskan, pihaknya telah membatasi agar skripsi tidak terlalu tebal halamannya. Akan tetapi, tambah dia, substansi kajiannyalah yang dipertegas demi memperkuat tumbuhnya budaya akademik yang baik.
Terkait kebijakan pemerintah tentang skripsi sebagai pilihan, Herry juga menyatakan pendapatnya. Menurutnya, masyarakat harus melihat kebijakan itu secara positif dan komprehensif.
Menurut Herry, terdapat pesan di balik kebijakan pemerintah tersebut. Dia menyatakan, kebijakan ini bermakna setiap program studi memiliki kekhasan mengenai perlu tidaknya skripsi.
Selain itu, lanjut dia, pimpinan perguruan tinggi juga diminta secara tidak langsung untuk bisa mengembangkan budaya akademik dan sistem penjaminan mutu yang baik.
Sebelumnya, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek-Dikti), Mohammad Nasir, mengaku akan menerapkan aturan bahwa tugas akhir skripsi untuk mahasiswa setingkat S1 menjadi sebuah pilihan atau opsional.
Para mahasiswa diberi pilihan antara menulis skripsi dan penelitian yang setingkat dengan skrispi untuk bisa lulus dan memperoleh gelar sarjana. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk menanggulangi fenomena plagiarisme, bahkan jual beli skripsi yang selama ini sudah berlangsung di dunia pendidikan tinggi.