REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Intan Ahmad menuturkan kemampuan sejumlah ahli nuklir di Indonesia sudah diakui dunia salah satunya ialah ahli nuklir dari ITB Prof Zaki Su'ud.
"Memang dari segi kualitas, beberapa ahli nuklir kita kelasnya sudah dunia, antara lain dari ITB itu ada Prof Zaki Su'ud. Beliau itu faham betul tentang reaktor nuklir I, II, hingga paling canggih," kata Intan Ahmad, di Aula Barat ITB Kota Bandung, Senin (3/8).
Menurut dia, satu pemikiran dari Prof Zaki Su'ud tentang energi nuklir yang cukup penting ialah nuklir itu sangat bermanfaat jika bisa mengelolanya dengan baik. "Jadi menurut beliau (Prof Zaki Su'ud), nuklir itu bukan hanya untuk energi listrik saja tapi juga untuk kesehatan, pengobatan dan meningkatkan produktivitas pertanian dan peternakan," katanya.
Dia menuturkan, apabila dilihat dari segi kualitas sumber daya manusianya, pengembangan nuklir sebagai energi alternatif di Indonesia tidak ada masalah namun secara kuantitas memang harus lebih diperhatikan dan dikembangkan lagi.
"Dan sebenarnya kalau kita canangkan bahwa suatu saat di Indonesia beralir ke PLTN, itu akan kita desain sedemikian rupa sehingga kita punya SDM lebih banyak lagi jumlahnya," katanya.
Selain itu, kata dia, dukungan institusi pendidikan tinggi di Indonesia terhadap pengembangan nuklir sebagai energi alternatif di tanah air sudah cukup bagus. "Dulu itu di Institut Teknologi Bandung pernah ada atau membuka program studi Teknik Nuklir."
Dikatakannya, secara aspek pengetahuan dan sumber daya manusia tentang pengembangan nuklir di Indonesia sudah bagus namun perlu ada peningkatan tingkat kedisiplinan bersama dari semua pihak. "Nah, tugas kami dari Kemenristek Dikti untuk memberikan pemahamanan bahwa kalau nuklir dipergunakan dengan baik maka bisa bermanfaat besar juga untuk kehidupan," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, respon masyarakat Indonesia terhadap pengembangan nuklir sebagai energi alternatif juga sudah jauh lebih baik. Hal tersebut, menurut dia, terbukti dari respon masyarakat Indonesia di Pulau Jawa, Bali, Madura dan daerah lainnya yang mayoritas sudah mendukung pengembangan energi nuklir.