REPUBLIKA.CO.ID,BATANG--Konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang Jawa Tengah telah resmi dimulai. Pembangkit yang direncanakan berkapasitas 2x1000 Mega Watt (MW) tersebut berasal dari uap air laut yang dihasilkan oleh teknologi pembangkit berbasis batu bara.
Direktur Utama PT Bimasena Power Indonesia (BPI) Mohammad Effendi menerangkan, teknologi pembangkit berasal dari Jepang bernama ultra super critical. "Di Jepang, teknologi ini telah dipakai oleh J-Power yang saat ini menjadi salah satu konsorsium proyek PLTU Batang," kata dia pada Jumat (28/8).
Terdapat dua keunggulan ultra super critical dibandingkan tenknologi pembangkitan yang selama ini sudah diterapkan di Indonesia. Pertama yakni konsumsi batubara yang lebih minim.
Jika untuk menghasilkan 1 kwh membutuhkan sejumlah 'X' batubara, maka teknologi ultra super critical hanya membutuhkan sejumlah 'X' minus batubara. Artinya untuk menghasilkan daya yang sama dengan teknologi Jepang membutuhkan batu bara yang lebih sedikit. Namun besarannya ia tak menyebutkan.
Keunggulan selanjutnya, limbah sisa pembakaran alias emisi, lebih sedikit bahkan tidak menghasilkan asap ke luar pabrik. Jika pun ada asap, warnanya putih dan tak kelihatan. Kegiatan operasional PLTU pun diyakini tak akan mengganggu lingkungan.
"Teknologi ini mampu menghasilkan panas tinggi. Komponennya pun mampu menahan panas yang sangat tinggi beda dengan yang lain yang batas panasnya lebih rendah dari teknologi kita. Karena batu bara ini dibakar dalam panas tinggi sehingga pembakarannya sempurna dan sisa pembakarannya itu? lebih sedikit," katanya.
Diharapkan proses pembangunan bisa cepat dilakukan dan dapat lebih cepat mengaliri listrik Pulau Jawa dan sekitarnya.? Pada 2018, Jawa-Bali terancam mengalami krisis listrik bila tak ada tambahan pembangkit baru.
PLTU ini dibangun dan dikelola oleh PT Bimasena Power Indonesia yang merupakan konsorsium antara J-Power, Itochu dan Adaro. Kebutuhan dana investasi untuk membangun PLTU yakni 4 miliar dolar AS atau Rp 56 triliun dalam kurs Rp 14 ribu per dolar. PLTU diagendakan berdiri di atas lahan 226 hektar yang melingkupi tiga desa yakni Ujungnegoro, Karanggeneng dan Ponowareng, Kabupaten Batang.