REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Prof Sulistyo Saputro mengatakan, hasil penelitian yang dilakukan perguruan tinggi (PT) minim komersialisasi karena sebagian besar masih dalam skala laboratorium.
Di sela-sela Spin Off Pemasaran Produk Hasil Penelitian pada Dunia Industri di Solo, Senin (7/9), ia mengatakan dari sekitar 500 proposal riset di LPPM UNS kurang dari lima persen yang bisa diterapkan pada skala industri (komersialisasi).
"Melihat kenyataan ini maka perlu adanya perubahan agar hasil penelitian itu bisa dimanfaatkan oleh industri atau masyarakat secara langsung," katanya.
"Selain karena tidak semua riset bisa diaplikasikan, kendala lain adalah selama ini riset masih berskala laboratorium. Padahal hasil penelitian agar bisa diaplikasikan dituntut banyak aspek dan tahapan serta studi kelayakan," tambahnya.
Sulistyo mengatakan, untuk itu pihaknya melakukan inisiasi komersialisasi dan hilirisasi hasil riset ke dunia industri dan Pemerintah Daerah (Pemda). Pihaknya juga mengakui, hingga saat ini belum banyak hasil riset LPPM UNS yang bisa dikomersialkan.
Ia mengatakan padahal perguruan tinggi harus berperan dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di masyarakat seperti masalah energi.
"Kesulitan energi dengan melakukan riset terkait energi baru dan terbarukan. Di LPPM telah mengembangkan energi terbarukan dengan biji pohon kepuh," katanya.
Dikatakan dalam inisiasi komersialisasi dan hilirisasi hasil riset ke dunia industri tersebut, pihak LPPM UNS melakukan penandatangan dengan dunia industri.
Sebagai lembaga yang mandiri, UNS telah menganggarkan sebesar 10 hingga 15 persen pendapatan kampus untuk kegiatan riset dan pengabdian.
Ia mengatakan tahun 2014 dana riset dari kampus mencapai Rp 23,5 miliar sedangkan total dana riset mencapai Rp66,9 miliar.