REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Puluhan mahasiswa Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Abdurrab, Pekanbaru, Riau, Ahad (20/9), mengkampanyekan Hari Perdamaan Internasional 2015. Mereka membacakan pesan hari perdamaian dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-Moon.
Kampanye yang diadakan di acara Car Free Day Kota Pekanbaru diisi dengan kegiatan orasi “Budaya Damai dan Keadilan” oleh Sri Manila. mahasiswa tingkat satu Universitas Abdurrab, yang membuka orasinya dengan mengutip pembukaan konstitusi UNESCO. "Karena peperangan berasal dari dalam fikiran manusia, maka di dalam fikiran manusia itulah benteng bagi perdamaian harus dibangun," kata Sri melalui siaran persnya yang diterima Republika, Ahad (20/9).
Peserta kampanye lainnya, Ahmad Faruki, menyambung orasi itu dengan membacakan pesan hari perdamaian dari Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon. Di mana, inti dari pesan tersebut adalah mengajak seluruh masyarakat dunia menggalang solidaritas dan kesetaraan demi terwujudnya peradaban manusia tanpa peperangan.
Selain menggunakan media akademis seperti orasi ilmiah, acara ini juga diisi dengan media-media seni seperti penampilan lagu-lagu bertemakan perdamaian. Di antaranya, lagu berjudul Imagine dari Jhon Lenon, When the Children Cries dari White Lion, We Will not Go Down milik Michael Heart, dan Kalau Aku Jadi Presiden yang dipopulerkan oleh grup band legendaris Indonesia, Slank.
Bersamaan dengan berkumandangnya lagu-lagu perdamaian, mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Abdurrab di bawah koordinator Suci Najmi Amalia membagi-bagikan minuman dan kue-kue perdamaian kepada para pengunjung. Para mahasiswa juga mengumpulkan cap tangan pada kain putih bertuliskan “for a Peace and Prospered World”.
Para mahasiswa penganut perspektif liberal dalam disiplin Ilmu Hubungan Internasional ini memang melihat bahwa institusi internasional, seperti PBB mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk perilaku negara demi tercapainya sebuah perdamaian dunia. Meskipun mereka tidak menafikan pentingnya balance of power dari kaum realis sebagai fundamen bagi bekerjanya institusi internasional secara efektif.
Berangkat dari kedekatan pemikiran tersebutlah, maka para mahasiswa ini selalu berupaya untuk mendukung program PBB yang salah satunya adalah kampanye hari perdamaian internasional setiap tanggal 21 September. Tidak hanya PBB dan Pemerintah tetapi para mahasiswa, khususnya dalam disiplin ilmu hubungan internasional harus mengambil peran sebagai agen untuk merubah struktur politik internasional.