REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Lampung berhasil merancang sistem absensi otomatis dengan menggunakan kartu tanda mahasiswa. Puteri Salamah, mahasiswa tersebut mengatakan saat ini masih banyak perguruan tinggi di Lampung yang masih menggunakan sistem absensi manual untuk perkuliahan para mahasiswa.
Padahal cara itu kurang efektif karena menyita banyak waktu, dan terkadang rentan terjadi manipulasi data. Kehadiran mahasiswa pada perkuliahan adalah suatu kewajiban, dan dapat dijadikan sebagai salah satu faktor untuk menentukan penilaian. Kondisi itulah yang mendorong Puteri berinisiatif untuk merancang sistem absensi otomatis.
Dia merancang prototype sistem absensi otomatis dengan menggunakan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) dan Arduino. Penelitiannya ini dilakukan sebagai tugas akhir di Jurusan D-3 Teknik Komputer IBI Darmajaya. Menggunakan RFID sebagai absensi otomatis, katanya, mahasiswa cukup menempelkan KTM dengan waktu pembacaan minimum 0,7 detik dan jarak baca maksimum 5 cm dari alat yang terpasang pada meja dosen di ruangan kelas. Alat yang dirancangnya ini hanya menghabiskan biaya pembuatan sebesar Rp 2,5 juta.
"ID KTM, NPM, dan nama mahasiswa akan tersimpan ke dalam database disertai dengan tanggal dan pukul kedatangan, sehingga proses absensi akan lebih cepat, akurat, serta memudahkan dosen dan pegawai administrasi dalam melaporkan data absensi mahasiswa," ujar dia.