Rabu 30 Sep 2015 11:23 WIB

Di Tangan Mahasiswa Ini, Darah Sapi Bisa Jadi Obat Luka Diabetes

Rep: c97/ Red: Dwi Murdaningsih
Diabetes
Diabetes

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Penderita diabetes mellitus dengan komplikasi memiliki risiko penyembuhan luka yang lama. Bahkan bisa berakhir dengan amputasi bagian tubuh yang terluka karena faktor infeksi. Penyembuhan luka yang lama disebabkan oleh respon inflamasi yang memanjang.

 

Kondisi tersebut  mendorong beberapa mahasiswa UGM mengembangkan obat penyembuh luka bagi penderita diabetes. Mereka adalah Rahmad Dwi Ardhiansyah, Muhammad Nuriy Nuha Naufal, Muhamad Atabika Farma Nanda, Riefky Pradipta Baihaqie, yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan dan Kurnia Rahmawati, mahasiswa Fakultas Farmasi.

Rahmad menyampaikan, saat ini Indonesia menjadi negara dengan jumlah penderita diabetes terbesar kelima di dunia. Ia bersama rekan-rekannya dibawah bimbingan dosen Yuda Heru Fibrianto mengembangkan obat luka dengan memanfaatkan limbah darah sapi. “Indonesia memiliki potensi pengembangan obat dari darah sapi yang bisa diperoleh dari rumah potong hewan (RPH) yang selama ini tidak termanfaatkan dan hanya mencemari lingkungan,” tutur Rahmad, Rabu (30/9).

Di tangan lima mahasiswa UGM ini darah sapi yang mulanya limbah disulap menjadi sesuatu yang bernilai guna dan bernilai jual. Pengembangan obat diawali dengan memisahkan platelet dari limbah darah sapi. Selanjutnya dari hasil pemisahan tersebut dicampurkan dengan basis cream sehingga menjadi homogen.

“Krim tersebut akan menjadi obat topikal pada kulit. Sehingga mudah merekat pada luka. Dari perekatan tersebut platelet akan mempengaruhi kesembuhan luka. Dengan begitu luka akan sembuh secara cepat dan tanpa bekas,” paparnya.

Awalnya krim diujicobakan pada tikus. Hasilnya menunjukkan obat yang dibuat dari limbah darah sapi sangat efektif untuk mengobati luka pada penderita diabetes melitus. Hal itu ditandai dengan tingkat kesembuhan yang baik dan tidak meninggalkan bekas luka pada kulit tikus.

Saat ini obat yang mereka kembangkan sedang dalam proses pematenan. Selain sebagai luka diabetes, Kurnia menyampaikan produk ini bisa dimanfaatkan untuk menyembuhkan luka bakar, luka gores, luka bekas bedah, dan luka pada kulit lainnya. Pengembangan produk ini juga mampu mengurangi pencemaran limbah darah sapi yang belum banyak dimanfaatkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement