REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Institut Pertanian Bogor (IPB) akan segera menyebarkan 90 ton benih padi varietas unggul IPB3S untuk disemaikan ke 3.000 hektar lahan di seluruh Indonesia. Penanaman padi super produktif hasil temuan pakar IPB itu diharapkan bisa membantu terwujudnya swasembada pangan.
"Ini adalah permintaan dari Pak Presiden dan Kementerian Pertanian, agar IPB melakukan pendampingan untuk menanam padi varietas baru IPB3S," ungkap Rektor IPB Herry Suhardiyanto, Rabu (7/10).
Mulanya, kata Herry, pemerintah meminta IPB melakukan pendampingan penanaman IPB3S di 100.000 hektare lahan. Namun, ketersediaan benih IPB3S yang siap tanam saat ini belum mencukupi luasan lahan tersebut.
Karenanya, pada musim tanam kali ini, IPB hanya menyanggupi 3.000 hektare lahan. Nantinya, pembenihan di sejumlah penangkar padi akan terus digencarkan agar ketersediaan benih IPB3S terus bertambah.
"Jika pembenihan dilangsungkan konsisten oleh para penangkar, perhitungan kami akhir 2016 siap disebar untuk dua juta hektare lahan," kata ia.
Terdapat lima provinsi yang akan menjadi sasaran lokasi penanaman padi IPB3S, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Barat, Sumatera Selatan, dan Aceh. Sejumlah provinsi itu sesuai dengan lokasi sasaran pelaksanaan program GPPTT Kementan.
Varietas padi IPB3S bisa memproduksi 11,2 ton per hektare, sementara varietas padi lain rata-rata sekitar 8,6 ton per hektare. Tambahan produktivitas itu diharapkan bisa mendukung terciptanya kedaulatan pangan.
"Insya Allah IPB akan membantu mensukseskan program pemerintah dalam mencapai swasembada pangan, berdasarkan terapan ilmu pengetahuan," tuturnya.
Konsep yang direncanakan yaitu menurunkan sejumlah sarjana pendamping ke lahan-lahan pertanian milik petani yang akan digarap. Empat orang sarjana akan melakukan pendampingan untuk 200 hektare lahan.
Dalam prosesnya, IPB akan bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi lain yang memiliki fakultas pertanian. Jika langkah diseminasi dan pembenihan berlangsung lancar dan bisa diperluas, pemerintah akan menindaklanjuti dengan menurunkan pendamping dari pihak penyuluh pertanian.