REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Cendikiawan muslim yang juga mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Prof Komaruddin Hidayat menilai, seharusnya perguruan tinggi berperan dalam pembentukan karakter bangsa.
“Dimanapun, perguruan tinggi adalah tempat bertemunya putra putri bangsa pilihan. Dan disitulah akan bermunculan calon pemimpin. Di Indonesia, lain ceritanya karena peran parpol dan cukong tampaknya lebih menentukan ketimbang keunggulan intelektualisme dan teknokrasi," kata Komaruddin dalam orasi ilmiah saat Dies Natalies ke-49 dan Wisuda Universitas Pancasila (UP) Semester Genap tahun akademik 2014/2015, Jumat (9/10).
Perguruan tinggi, ujarnya, merupakan tempat pelestarian dan pengembangan warisan budaya bangsa. "Tapi sangat disayangkan, kampus-kampus kita sangat miskin fasilitas dan agenda pengembangan budaya," ucapnya.
ia juga mengkritisi ketatnya peraturan dosen berkaitan dengan pemenuhan daftar hadir dan SKS. Kondisi ini dinilainya semakin menyempitkan peluang mahasiswa untuk mengembangkan potensi kepemimpinan.
"Dosen pun dikondisikan untuk menjadi pekerja kurikulum, bukannya komunitas intelektual yang sibuk dengan riset dan pengembangan kampus sebagai kekuatan moral intelektual bangsa," tegasnya.
Sementara itu Rektor UP Wahono Sumaryono berpesan pada wisudawan bisa berkompetisi dalam dunia kerja. Dengan kualitas yang ditampilkan lulusan UP di dunia kerja menjadi cerminan pendidikan UP di dunia industri.