REPUBLIKA.CO.ID,GORONTALO -- Sebagai wujud keprihatinan terhadap pemadaman listrik bergilir yang sering terjadi di Provinsi Gorontalo, Mahasiswa menggelar aksi "koin untuk genset" di depan kampus Universitas Negeri Gorontalo (UNG).
Ahmad Hiola, presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNG saat menggelar aksi tersebut, Rabu, mengatakan, bencana krisis listrik yang melanda Gorontalo sangat meresahkan rakyat.
"Defisit daya menjadi alasan teknis yang bukan solusi atas keresahan rakyat. Banyak warga yang telah dirugikan oleh pemadaman secara sepihak oleh Perusahaan Listrik Negara, mulai dari industri hingga rumah tangga," ungkap Ahmad.
Ahmad juga mengungkapkan, atas dasar itu, BEM UNG yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Menggugat PLN melakukan aksi solidaritas pengumpulan "koin untuk genset" dalam menanggulangi secara cepat bencana listrik Gorontalo.
"Aksi ini adalah bentuk keprihatinan mahasiswa, pemuda dan masyarakat Gorontalo kepada manajemen PLN, dukungan rakyat menjadi penting dalam rangka perbaikan tata kelola energi Gorontalo," tambah Ahmad.
Sementara itu, Maimun salah seorang yang turut menyumbangkan koin berharap, agar krisis listrik yang terjadi di Gorontalo segera berakhir.
"Hampir setiap hari ada pemadaman dirumah saya, pekerjaan menjadi terganggu dan tidak nyaman, semoga PLN segera dapat mengatasi krisis listrik di Gorontalo," harapnya.
Gorontalo sendiri saat ini sedang mengalami krisis listrik yang mengakibatkan terjadinya pemadaman bergilir, sejak beberapa bulan belakangan.
Hal tersebut disebabkan pasokan listrik yang kurang akibat beberapa kerusakan dan musim kemarau panjang yang membuat beberapa pembangkit tenaga listrik tidak dapat beroperasi optimal.